Badai PHK Belum Usai, Sederet Raksasa Teknologi asal AS Kompak Umumkan PHK di Awal Tahun
Awal bulan ini, Amazon telah mengumumkan PHK terhadap 18.000 staf di berbagai divisi perusahaan.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badai pemutusan hubungan kerja atau PHK yang melanda perusahaan teknologi besar di dunia tampaknya belum akan berakhir.
Awal bulan ini, Amazon telah mengumumkan PHK terhadap 18.000 staf di berbagai divisi perusahaan.
PHK tersebut disampaikan secara langsung oleh CEO Amazon, Andy Jassy, dalam pesannya kepada karyawan yang dipublikasikan di situs web perusahaan.
Menurut Jassy, keputusan 'sulit' ini dibuat sebagai bagian dari perencanaan untuk tahun 2023 di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global.
Baca juga: Badai PHK Melanda Perusahaan Teknologi, Wintertech Dimulai, Masa Sulit Telah Datang
Adapun karyawan Amazon yang terdampak PHK akan mendapatkan pemberitahuan secara bertahap mulai 18 Januari 2023.
Sebelumnya, Amazon juga telah melakukan PHK pada November 2022, dengan laporan pada saat itu menyebutkan bahwa perusahaan memangkas sekitar 10.000 tenaga kerjanya.
1. Microsoft PHK 10.000 Karyawan
Tak hanya Amazon, raksasa teknologi asal Amerika Serikat lainnya yakni Microsoft juga tengah melakukan PHK terhadap 10.000 karyawannya.
Microsoft mengatakan bahwa PHK tersebut dilakukan karena perusahaan sedang menghadapi krisis ekonomi, akibat lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga yang tinggi.
Pada Oktober tahun lalu, Microsoft juga telah melakukan PHK terhadap 1.000 karyawannya.
Baca juga: PHK Massal Bayangi Raksasa Teknologi Dunia, Setelah Amazon, Meta dan Twitter, Kini Giliran Microsoft
“Microsoft tidak kebal terhadap perubahan global, dua tahun ke depan mungkin akan menjadi yang paling menantang. Kami memang mengalami banyak percepatan selama pandemi dan ada sejumlah normalisasi permintaan itu. Dan ada resesi nyata di beberapa bagian dunia,” kata Satya Nadella, CEO Microsoft.
Dengan melakukan PHK ini, Microsoft dapat memangkas biaya tinjauan operasi tahunan guna mengurangi dampak kontraksi di tengah krisis ekonomi global.
2. Induk Google Umumkan PHK Terhadap 12.000 Karyawan
Induk Google yakni Alphabet Inc, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 12.000 karyawan atau 6 persen dari tenaga kerjanya.
CEO Alphabet Inc, Sundar Pichai, menyatakan bahwa PHK tersebut akan memengaruhi tim di seluruh perusahaan, termasuk tim perekrutan dan beberapa fungsi perusahaan, serta beberapa tim teknik dan produk.
Baca juga: Pendapatan Menurun, Alphabet Akan Kurangi Penambahan Karyawan dan Pangkas Biaya Operasional
Selain itu, PHK juga bersifat global dan berdampak langsung pada staf di Amerika Serikat.
Pengumuman PHK Alphabet muncul selama periode ketidakpastian ekonomi global serta janji yang diungkapkan perusahaan teknologi besar, di mana Google dan Microsoft telah berinvestasi di bidang perangkat lunak yang sedang berkembang yang dikenal sebagai kecerdasan buatan (AI) generatif.
"Saya yakin tentang peluang besar di depan kami berkat kekuatan misi kami, nilai produk dan layanan kami, dan investasi awal kami di AI," ungkap Pichai.
3. Twitter Lanjutkan PHK Karyawan
Platform media sosial Twitter pada pekan lalu juga telah merencanakan PHK terhadap 50 karyawan di divisi produknya.
Sejak perusahaan media sosial ini diambil alih oleh Elon Musk pada Oktober tahun lalu, Twitter dengan cepat melakukan sejumlah perubahan produk dan organisasi.
Mulai dari meluncurkan tanda centang biru yang diverifikasi Twitter sebagai layanan berbayar hingga memangkas sekitar 50 persen stafnya.
Dalam laporan pendapatan yang dirilis baru-baru ini, Twitter membukukan pendapatan sebesar 1,025 miliar dolar AS atau turun 35 persen sepanjang kuartal IV tahun lalu.