Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Elon Musk: Akhir Tahun 2023 Waktu yang Tepat untuk CEO Baru Twitter

Miliarder Elon Musk mengungkapkan dia kemungkinan dapat meneruskan jabatannya sebagai kepala eksekutif Twitter hingga akhir tahun ini.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Elon Musk: Akhir Tahun 2023 Waktu yang Tepat untuk CEO Baru Twitter
Pinterest
Elon Musk dan logo Twitter. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Miliarder Elon Musk mengungkapkan dia kemungkinan dapat meneruskan jabatannya sebagai kepala eksekutif Twitter hingga akhir tahun ini.

Dilansir dari Al Jazeera, Elon Musk, yang membeli Twitter pada Oktober tahun lalu seharga 44 miliar dolar AS, mengatakan akhir tahun 2023 akan menjadi "waktu yang tepat" untuk menemukan orang lain yang dapat menjalankan raksasa media sosial tersebut.

"Saya pikir saya perlu menstabilkan organisasi dan memastikannya berada di tempat yang sehat secara finansial dan peta jalan produk ditata dengan jelas," kata Musk selama penampilan virtual di World Government Summit di Dubai, pada Rabu (15/2/2023).

Baca juga: Elon Musk: Akses Twitter di Turki Segera Pulih Kembali

Musk menambahkan, "mungkin menjelang akhir tahun ini akan menjadi waktu yang tepat" karena dia mengharapkan perusahaan berada dalam posisi yang stabil pada saat itu.

Pada akhir tahun lalu, Musk mengatakan melalui akun Twitter-nya dia akan mengundurkan diri sebagai CEO Twitter "segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk mengambil pekerjaan itu!"

Musk, yang juga CEO Tesla dan masuk ke daftar orang terkaya di dunia, membuat pernyataan tersebut setelah mayoritas responden memilih dalam jajak pendapat Twitter bahwa ia harus mengundurkan diri dari posisinya sebagai kepala eksekutif platform media sosial itu.

BERITA TERKAIT

Kepemimpinan Musk atas platform tersebut telah memecah belah pengguna Twitter, dengan kaum konservatif memuji komitmennya terhadap kebebasan berbicara sedangkan banyak kaum liberal yang menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya informasi yang salah dan ujaran kebencian.

Musk, yang menyebut dirinya sendiri sebagai "free speech absolutist", telah berjanji untuk mendorong keragaman pandangan di Twitter.

Sejak mengambil alih Twitter, Musk telah memberhentikan sekitar setengah dari tenaga kerja Twitter, merombak kebijakan moderasinya dan memulihkan akun tokoh terkemuka yang ditangguhkan termasuk mantan Presiden AS Donald Trump.

Baca juga: Turki Tolak Bantuan Elon Musk, Pejabat Ankara: Terima Kasih, Kapasitas Satelit Kami Masih Cukup

Kritikus menuduh Musk memberikan ruang terbuka kepada para ekstremis untuk membanjiri pidato kebencian di platform tersebut dan menyensor kritik yang tidak dia sukai, termasuk menangguhkan akun sejumlah jurnalis yang dia tuduh melakukan doxing kepadanya dan keluarganya.

Twitter juga mengalami gangguan dan pemadaman berulang kali di bawah pengawasan miliarder teknologi itu.

Dalam World Government Summit di Dubai, Musk yang menggambarkan kepemilikannya atas Twitter sebagai "rollercoaster", memuji platform tersebut sebagai alat komunikasi yang berharga meskipun mengalami kesulitan baru-baru ini.

Baca juga: Tunggakan Tagihan Twitter Tembus 1,9 Juta Dolar AS, Elon Musk Kembali Tuai Gugatan 

“Sebagai wadah komunikasi, bagus sekali. Dan saya hanya akan mendorong lebih banyak komunikasi… untuk berbicara dengan suara yang otentik, ”katanya.

“Terkadang, orang akan meminta orang lain untuk menjadi manajer Twitter mereka atau semacamnya. Orang-orang seharusnya membuat tweet mereka sendiri… Saya pikir itulah cara melakukannya,” imbuh miliarder AS itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas