Apple Luncurkan Layanan 'Beli Sekarang Bayar Nanti'
Layanan yang disebut Apple Pay Later ini akan memungkinkan pengguna membeli produk yang diinginkan dan membayarnya belakangan.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Apple Inc meluncurkan layanan "beli sekarang, bayar nanti" (BNPL) di Amerika Serikat pada Selasa (28/3/2023).
Langkah tersebut diperkirakan dapat menjadi ancaman baru bagi sektor teknologi finansial (fintech) yang didominasi oleh perusahaan seperti Affirm Holdings dan perusahaan pembayaran Swedia Klarna.
Dikutip dari Reuters, layanan yang disebut Apple Pay Later ini akan memungkinkan pengguna membeli produk yang diinginkan dan membayarnya belakangan.
Layanan ini membagi pembelian menjadi empat kali pembayaran tanpa bunga atau biaya, kata perusahaan itu.
Apple Pay Later awalnya akan ditawarkan kepada pengguna tertentu, dengan rencana peluncuran penuh dalam beberapa bulan mendatang.
Pengguna bisa mendapatkan pinjaman antara 50 dolar AS hingga 1.000 dolar AS untuk pembelian online dan dalam aplikasi yang dilakukan di iPhone dan iPad dengan pedagang yang menerima Apple Pay, tambah raksasa teknologi tersebut.
Lebih dari 85 persen retail AS sudah menerima pembayaran melalui Apple Pay, kata perusahaan itu.
"Apple Pay Nanti benar-benar akan mengalahkan beberapa pemain lain. Perusahaan lain akan melihat pengumuman Apple hari ini karena mereka adalah nama yang ada di mana-mana. Ini akan menggerogoti pangsa pasar pemain lain," ujar kepala analisis keuangan di AJ Bell, Danni Hewson.
Saham perusahaan penyedia layanan BNPL Affirm Holdings turun lebih dari 7 persen, sementara PayPal ditutup sekitar 1 persen lebih rendah pada perdagangan Selasa.
Baca juga: Apple Dikabarkan Tak Akan Rilis AirPods 3 Versi USB Type C
Lockdown akibat pandemi Covid-19 mendorong pembeli berbondong-bondong menuju ke platform pembayaran online, memperkuat permintaan di perusahaan fintech yang menawarkan layanan BNPL, terutama dari pelanggan milenial dan Gen Z.
Raksasa pembayaran digital termasuk PayPal dan Block Inc telah merambah ke sektor ini melalui akuisisi, sementara Affirm telah go public dalam daftar multi-miliar dolar.
Sayangnya, nasib sektor ini telah berubah akibat kenaikan suku bunga dan inflasi yang membara sehingga mengurangi daya beli dan memaksa konsumen untuk memperketat anggaran mereka.
Baca juga: Apple Diprediksi Akan Segera Naikkan Harga iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max
"Kami berharap Apple melangkah hati-hati, terutama dalam lingkungan makro ini," ungkap analis di DA Davidson, Christopher Brendler.
Brendler juga menyinggung keputusan Apple untuk tidak menggunakan mitra dan menanggung, mendanai, serta menagih pinjaman secara langsung.
Apple Pay Later diaktifkan melalui program Cicilan Mastercard, kata perusahaan itu, menambahkan bahwa Goldman Sachs adalah penerbit kredensial pembayaran Mastercard.
Nantinya pengguna dapat dengan mudah melacak, mengelola maupun membayar kembali pinjaman Apple Pay Later di satu lokasi di Apple Wallet.
Pengguna dapat mengajukan pinjaman di dalam Apple Wallet tanpa mempengaruhi kredit mereka. Kemudian, pengguna akan diminta memasukkan jumlah yang ingin dipinjam dan menyetujui persyaratan Apple Pay Later.
Sebelum pembayaran jatuh tempo, pengguna akan menerima notifikasi melalui Wallet dan email sehingga mereka dapat membuat rencana pembayaran yang sesuai.