Mengenal Karakteristik Umum Cloud Storage dan Wasabi
tahun 2024, perusahaan-perusahaan besar akan menghasilkan data tidak terstruktur sebesar 3x lipat, kapasitas on-premise akan meningkat 40 persen
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri teknologi informasi tak hentinya melahirkan inovasi baru untuk membuat banyak pengguna semakin nyaman menggunakan perangkat digital dan infrastruktur TI yang mudah dihubungkan dengan infrastruktur komersial.
Yang terbaru adalah hot cloud storage dari Wasabi Technologies, dengan PT Sistech Kharisma sebagai distributor resmi di Indonesia.
Wasabi sebagai sebuah merek TI barangkali terdengar baru di benak konsumen di Indonesia, tetapi eksistensi Wasabi Technologies sebagai penyedia solusi cloud storage ini sudah mendapatkan berbagai kategori penghargaan di negara asalnya, Amerika Serikat dan Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEAf).
Sejak 2017, Wasabi mengubah lanskap cloud storage dengan meluncurkan hot cloud storage sebagai teknologi yang sederhana untuk semua jenis penyimpanan komputasi dengan biaya 1/5 lebih rendah, menghilangkan beberapa tipe biaya terkait penarikan data seperti biaya egress, API call dan klasifikasi data.
Diperkenalkan di Indonesia
Di Indonesia, Wasabi hot cloud storage didistribusikan oleh PT Sistech Kharisma dengan menyasar pengguna korporasi dan perorangan yang membutuhkan kapasitas penyimpanan data yang fleksibel dan terjangkau diantara pilihan yang ada.
Baca juga: Bocoran Tren ICT Tahun Ini di Tanah Air ternyata Soal Cloud dan Cyber Security
“Ini berpotensi menjadi one-stop solution bagi banyak pihak yang membutuhkan kapasitas penyimpanan besar berbasis cloud storage karena layanan dari Wasabi ini hanya mengenakan satu harga, yaitu untuk penyimpanan data. Untuk Indonesia, harganya mulai dari Rp. 150.000 per 1 TB,” kata Direktur Sales PT Sistech Kharisma Suriafi kepada media di Jakarta, Rabu, 12 April 2023.
Mengenal Karakteristik Umum Cloud Storage
Mengutip dari situs Wasabi Technologies disebutkan bahwa pada tahun 2024, perusahaan-perusahaan besar akan menghasilkan data tidak terstruktur sebesar 3x lipat, kapasitas on-premise akan mengalami peningkatan sebesar 40 persen dan perangkat penyimpanan tidak memiliki desain yang efisien biaya.
Lebih jauh dari informasi yang diberikan pada situs resminya, Wasabi menyebutkan harga yang dikenakan mempunyai faktor penghematan sebesar 80% daripada penyedia besar terkenal yang juga berasal dari Negara Paman Sam.
“Hal ini didapatkan karena data yang tersimpan dalam cloud storage apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk penarikan atau akses data maka ada biaya yang dikenakan, dalam hal ini egress, API request dan biaya-biaya lainnya tergantung ketentuan-ketentuan yang berlaku pada setiap perusahaan penyedia cloud storage,” kata Kharisma Suriafi.
Biaya egress ini merupakan biaya yang diperhitungkan ketika ada transfer data keluar dan masuk, berpindah dari region yang berbiaya rendah ke region yang berbiaya lebih tinggi dan penggunaan beberapa layanan penghubung.
Penggunaan istilah hot pada solusi cloud storage Wasabi ini memberi pengertian bagaimana data diklasifikasikan ke dalam penyimpanan digital pada umumnya. Pada dasarnya terbagi menjadi hot, warm dan cold. Atau dalam istilah dunia TI dikenal juga sebagai tiering.