Cerita Pengantin yang Tulis Sumpah Pernikahan dengan Bantuan ChatGPT
Seorang wanita merasa tertolong dengan adanya chatbot AI ChatGPT, karena membantunya menulis sumpah pernikahannya.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Seorang wanita merasa tertolong dengan adanya chatbot AI ChatGPT, karena membantunya menulis sumpah pernikahannya.
Ketika Elyse Nguyen menyadari tanggal pernikahannya semakin dekat, dan dia belum mulai menulis sumpah pernikahannya, seorang teman menyarankan Nguyen untuk mencoba ChatGPT.
ChatGPT, yang dirilis untuk umum pada akhir November tahun lalu, dapat menghasilkan respons tertulis yang menarik sesuai permintaan pengguna dan menawarkan janji untuk membantu orang mengatasi kebuntuan dalam menulis, baik untuk esai, email, atau pidato.
Baca juga: Alibaba Garap Pasar AI, Siapkan Tongyi Qianwen Jadi Pesaing ChatGPT
"Pada awalnya kami memasukkan perintah tersebut sebagai lelucon dan hasilnya cukup murahan dengan referensi pribadi tentang saya dan suami saya," kata Nguyen, yang dikutip dari CNN.
"Namun esensi dari apa yang seharusnya ada dalam janji nikah ada di sana - janji kami satu sama lain dan strukturnya," ungkap wanita yang bekerja sebagai analis keuangan di Qualcomm.
Dia melakukan penyuntingan, mengubah sumpahnya untuk menambahkan humor dan detail tentang minat pasangannya, serta memberikan beberapa sentuhan pribadi. Nguyen akhirnya menggunakan sebagian besar saran dari ChatGPT dan mengatakan bahwa suaminya setuju dengan saran tersebut.
"Ini membantu mengurangi stres karena saya tidak memiliki pengalaman sebelumnya dengan janji pernikahan dan saya juga tidak tahu apa yang harus disertakan," jelas Nguyen yang mengadakan pernikahan pada Februari.
"Ditambah lagi, ChatGPT sangat jenius dengan aliterasi, analogi, dan metafora. Memiliki sesuatu seperti, 'Saya berjanji untuk menjadi pasangan hidupmu dengan antusiasme seperti seorang pegolf yang berhasil mencetak hole in one' di saku belakang saya adalah sesuatu yang lucu," imbuhnya.
Hampir lima bulan setelah ChatGPT menjadi viral dan memicu perlombaan senjata AI baru di Silicon Valley, semakin banyak pasangan yang meminta bantuan chatbot AI itu untuk perencanaan pernikahan, termasuk menulis janji dan pidato, membuat kontrak pernikahan secara agama, dan menyiapkan situs web untuk hari istimewa tersebut.
Baca juga: Saingan Baru ChatGPT, Perusahaan China SenseTime Pamer Chatbot AI SenseChat
Ellen Le baru-baru ini membuat beberapa situs web pernikahannya melalui alat Writer's Block Assistant baru pada layanan perencanaan pernikahan online Joy, yang merupakan salah satu platform pihak ketiga pertama yang menggabungkan teknologi ChatGPT.
Sebagai informasi, perusahaan di balik proyek ChatGPT, OpenAI, pada bulan lalu membuka akses ke chatbot tersebut, membuka jalan agar dapat diintegrasikan ke dalam berbagai aplikasi dan layanan.
Le, seorang manajer produk di sebuah perusahaan rintisan, mengatakan ia menggunakan fitur ini untuk menyusun halaman "About Us" dan menulis petunjuk arah dari San Francisco ke pernikahannya di Napa Valley.
Baca juga: Pemerintah Italia Blokir Akses ChatGPT Imbas Skandal Pelanggaran Privasi
Alat bantu Writer's Block Assistant membantu pengguna menulis sumpah, pidato pendamping pria dan pendamping wanita, kartu ucapan terima kasih, dan halaman situs web pernikahan "About Us".
Alat ini juga memungkinkan pengguna menyoroti kisah pribadi dan memilih gaya atau nada sebelum menuangkannya ke dalam naskah pidato.
"Saya mulai menyusun janji pernikahan saya dan ketika saya mengetikkan bagaimana kami bertemu, menghasilkan cerita yang sangat menyenangkan," kata Le.
"Beberapa di antaranya tidak akurat, mengarang detail tertentu, tetapi hal ini memberikan saya bantuan dan sesuatu untuk bereaksi, daripada hanya menghabiskan waktu 10 jam untuk memikirkan bagaimana cara memulainya," lanjutnya.
Le mengatakan bahwa tunangannya, yang sering menggunakan ChatGPT untuk bekerja, sedang mempertimbangkan untuk menggunakan AI untuk membantu menulis sumpahnya.
Salah satu pendiri dan CEO Joy, Vishal Joshi, yang mempelajari kecerdasan buatan dan teknik elektro di NIT Rourkela di India, mengatakan perusahaan ini meluncurkan Writer's Block Assistant pada bulan lalu.
Joy meluncurkan alat itu setelah melakukan studi internal yang menemukan bahwa sebagian besar penggunanya agak kewalahan dalam menulis sumpah dan pidato pernikahan, dan berharap ada bantuan untuk mengerjakannya.
Baca juga: Ancaman ChatGPT Palsu Incar Data Kartu Kredit, Pengguna Diminta Waspada
Joshi mengatakan bahwa perusahaan telah menerima ribuan kiriman atau bingkisan terima kasih sejak meluncurkan alat tersebut.
"Hampir dua dekade yang lalu, para penggemar AI seperti saya dan rekan-rekan peneliti saya hanya memimpikan adopsi pasar massal seperti yang kita lihat saat ini, dan kami tahu bahwa ini hanyalah permulaan yang sebenarnya," ujar Joshi.
"Sama seperti ponsel pintar, jika diterapkan dengan baik, dampak positif dari AI dalam kehidupan kita bisa jauh lebih besar daripada dampak negatifnya. Kami berupaya berinovasi secara bertanggung jawab dengan menggunakan AI untuk memajukan industri pernikahan dan acara secara keseluruhan," jelas CEO Joy.
ChatGPT sendiri telah memicu kekhawatiran dalam beberapa bulan terakhir atas potensinya untuk menyebarkan informasi yang salah dan menjungkirbalikkan mata pencaharian tertentu.
Meski demikian, ChatGPT telah diakui berperan dalam membantu tugas atau pekerjaan penggunanya, salah satunya mengenai menulis sumpah pernikahan.
Michael Grinn, seorang ahli anestesi yang berpraktik di Miami dan New York, bereksperimen dengan ChatGPT untuk membuat Ketubah tradisional, kontrak pernikahan Yahudi, untuk pernikahannya pada Juni mendatang.
Grinn dan tunangannya, Kate Gardiner, yang berprofesi sebagai CEO sebuah perusahaan hubungan masyarakat, kemudian memintanya untuk melakukan beberapa perubahan bahasa seputar kesetaraan gender dan keintiman.
"Pada akhirnya, kami berdua saling memandang dan berkata, kami tidak bisa tidak setuju dengan hasilnya," ungkapnya.
Pengeditan kontrak pernikahan tersebut memakan waktu sekitar satu jam, namun tetap saja memangkas waktu berjam-jam yang seharusnya bisa menjadi proses yang panjang, katanya.
Namun, meski merasa terbantu dengan ChatGPT, Grinn berencana untuk menulis sumpah pernikahannya sendiri.
"Saya ingin sumpah itu tidak terlalu rumit dan tidak ada orang lain yang membantu saya," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.