Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Satelit Elon Musk Masuk RI, Nasib Operator Seluler Bakal Padam? Budi Arie: Ini Revolusi Digital

Hadirnya satelit internet Starlink harus dipandang sebagai menjadi revolusi digital.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Satelit Elon Musk Masuk RI, Nasib Operator Seluler Bakal Padam? Budi Arie: Ini Revolusi Digital
Economictimes.indiatimes
Satelit Internet Starlink, salah satu perusahaan Elon Musk. Hadirnya satelit internet Starlink harus dipandang sebagai menjadi revolusi digital. 

Dia menuturkan konsumen tentunya akan memilih tarif internet yang terjangkau dengan kecepatan koneksi wajar.

"Maka saya rasa konsumen kita akan memilih harga sesuai dengan willingness to pay konsumen. Dengan demikian bisnis internet BTS dan serat optik masih tetap ada ceruk pasarnya sendiri," tuturnya.

Nailul memandang Starlink dengan harga berlangganan yang beredar yaitu Rp 3 juta per bulan masih terlalu mahal untuk konsumen rumah tangga.

Namun beda halnya bagi konsumen ritel yang mungkin membutuhkan kecepatan download tanpa jeda maka akan memilih Starlink.

"Tapi mungkin bagi konsumen skala pelaku usaha rumahan masih bisa kejangkau. Bagi rumah tangga berpendapatan atas juga terjangkau yang punya keinginan internet cepat," ucap Nailul.

Baca juga: Korea Utara Kembali Gagal Luncurkan Satelit Pengintai Militer Kedua

Kehadiran Starlink sebagai variasi konsumsi internet masyarakat tentunya akan mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB).

Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa sektor informasi dan telekomunikasi tumbuh melambat 7,19 persen di triwulan I 2023 secara tahunan.

Berita Rekomendasi

Pertumbuhan konsumsi telekomunikasi masih lebih baik di masa pandemi Covid-19 sebesar 8,75 persen pada triwulan I 2022.

"Bagi PDB, hadirnya Starlink bisa memperbanyak pilihan internet masyarakat. Harapannya harga internet bisa turun dan meningkatkan konsumsi produk telekomunikasi," beber Nailul.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi berpandangan Starlink dengan harga yang ditawarkan akan menyasar segmen korporasi.

Dibandingkan rata-rata tarif internet rumahan berkisar Rp200-Rp300 ribu per bulan maka harga internet berbasis satelit terlampau sangat mahal.

"Kalau masuk segmen perumahan terlalu berat bersaing dengan ISP (internet service provider) yang sudah ada bahkan kemahalan," ucapnya.

Menurutnya, segmen korporasi juga akan melihat berapa kecepatan yang didapatkan karena satelit internet membatasi kecepatan yang didapat.

"Dengan harga sama dipastikan kecepatan berbasis satelit akan lebih rendah karena itu yang bisa dimasuki segmen korporasi di wilayah 3T, non komersial, atau offshore," imbuh Heru. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas