Elon Musk Dihujat Netizen, Platform X Sebarkan Kabar Bohong Seputar Perang Hamas-Israel
Sejumlah influencer seperti Jackson Hinkle kedapatan menyebarkan siaran pers palsu Gedung Putih.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Netizen dari berbagai belahan dunia ramai-ramai menghujat platform X (dulu bernama Twitter) gara-gara menyebarkan kabar bohong alias kabar hoaks seputar perang militan Palestina, Hamas, melawan tentara pendudukan Israel.
Hal ini diketahui usai kata kunci 'Israel' jadi trending topic nomor 1 nasional dengan 5,29 juta kicauan.
Dari ribuan postingan yang memenuhi media sosial X, informasi yang diunggah terkait perang Hamas – Israel sebagian besar merupakan misinformasi dan berita hoaks.
Yang memprihatinkan, sejumlah influencer seperti Jackson Hinkle kedapatan menyebarkan siaran pers palsu Gedung Putih.
Mengutip dari NPR sebuah akun yang mengaku-ngaku sebagai media lokal Jerusalem Post turut mengunggah laporan palsu bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dirawat di rumah sakit di tengah memanasnya perang.
“Setelah perang meletus, para pengguna dengan cepat menyebar mengunggah gambar-gambar palsu yang dimanipulasi,” kata Breton, kepala hak-hak digital Uni Eropa.
“Seperti baru – baru ini beredar sebuah video viral yang telah ditonton lebih dari 1,7 juta kali, menunjukkan para jenderal Israel setelah ditangkap oleh pejuang Hamas. Namun setelah ditelusuri, video tersebut ternyata berisikan penahanan para separatis di Azerbaijan. Ini jelas merupakan informasi yang salah atau menyesatkan,” jelas Breto.
Akibat beredarnya ribuan postingan hoax, Elon Musk ramai-ramai dihujat netizen dan para peneliti global. Mereka menilai Elon Musk gagal menangani krisis misinformasi di platform X yang dapat menyesatkan masyarakat dunia.
Baca juga: Netizen Perlu Hati-hati, Banyak Berita Palsu Seputar Perang Hamas Vs Israel Diduga Banjiri Medsos
“Sekarang hampir tidak mungkin untuk membedakan mana yang fakta, mana yang rumor, mana yang konspirasi, mana yang trolling. Perubahan yang dilakukan Musk tidak hanya membuat X menjadi tidak berguna, namun semakin membuat X jadi media sosial yang buruk,” jelas Mike Rothschild, peneliti teori konspirasi.
Pasca berita hoax memenuhi platform X, Elon Musk hingga kini tak kunjung memberikan respon apapun. Namun demi mencegah meluasnya keberadaan berita hoax Platform media sosial X, berkomitmen untuk terus berjuang menjaga keamanan di platform.
Baca juga: Siapa Hamas? Sejarah Berdirinya dan Latar Belakang Operasi Banjir Al-Aqsa di Sabtu Pagi
Salah satunya dengan meminta pengguna X untuk menambahkan konteks dan penjelasan menggunakan fitur Community Notes guna membantu pengguna lain memahami konten yang ditampilkan dan melawan misinformasi.
Dengan cara ini, postingan informasi palsu atau hoax terkait perang Hamas dengan Israel tak kembali memenuhi platform X seperti terjadi akhir pekan lalu.
"X berkomitmen terhadap keamanan di platform kami dan untuk memberikan informasi kepada orang-orang secepat mungkin. Dalam beberapa hari ke depan, kami akan terus memberikan informasi terbaru kepada komunitas kami," tulis akun @Safety milik X.