Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Saat Sri Mulyani Wanti-wanti Intervensi AI Pengaruhi Kualitas Demokrasi

Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti soal intervensi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial dapat mempengaruhi kualitas demokrasi.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Sri Mulyani Wanti-wanti Intervensi AI Pengaruhi Kualitas Demokrasi
Dennis Destryawan/Tribunnews.com
Menteri Keuangan Sri Mulyani usai menghadiri acara Indonesia-Europe Investment Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti soal intervensi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial dapat mempengaruhi kualitas demokrasi.

Sri Mulyani menyampaikan Indonesia sama halnya dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, termasuk sebagai negara demokrasi.

"Tapi demokrasi dengan adanya intervensi AI ini, saya sih berpikir kita harus hati-hati terkait kualitas dan keberlanjutan dari demokrasi saat ini," ujar Mulyani saat acara Indonesia-Europe Investment Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Pembiayaan Utang Pemerintah per Oktober Rp 203,6 Triliun, Sri Mulyani: Lebih Kecil dari Tahun Lalu

Sebab, lanjut dia, AI mampu mengklasterisasi orang-orang di sekitar melalui penggunaan teknologi. Pengguna internet, manusia akan 'dikelilingi' oleh konten-konten sesuai minat. Sehingga menciptakan satu klaster.

Sri Mulyani mencontohkan, jika seseorang suka dengan makanan hingga bacaan tertentu, akan masuk dalam suatu klaster.

"Yang lain suka makanan ini, suka jenis traveling ini, jadi kamu masuk ke klaster ini. Jadi kita semua sudah secara sistematis sudah diatur oleh AI. Saya akan dikelompokan dengan orang-orang yang sesuai dengan klaster saya," tutur Sri Mulyani.

Berita Rekomendasi

Sri Mulyani berujar dengan klasterisasi ini diskusinya hanya berkutik pada klaster tertentu, sehingga bisa memunculkan persepsi perbedaan antara satu golongan.

"Lalu diskusinya hanya bagi sebagian golongan tadi, Dan kita hanya merasa berbeda denga orang yang lainnya. Mungkin orang yang biasanya satu kamar ternyata ada dalam klaster yang berbeda," tutur Sri Mulyani.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas