Siapkan Infrastruktur Digital di Sektor Pendidikan, Aplikasi Guruku Sasar Anak Usia Sekolah
Aplikasi Guruku dirancang dengan requirement paling minimum, gunakan kuota internet paling minimal, serta menggunakan standard pricing paling ekonomis
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI), perusahaan digital berbasis pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan non formal, memperluas jangkauan pengguna aplikasi pendidikannya ke masyarakat di tier 2, 3 dan 4 di Indonesia.
Cici Ari Setiani, Direktur Marketing Guruku.com mengatakan aplikasi yang dikelolanya berbasis pada layanan pendidikan dan berfokus pada kualitas tenaga pendidik, kedalaman materi dan kualitas soal untuk meningkatkan mutu pendidikan anak usia sekolah tenaga pendidik, hingga pelaku UMKM, pebisnis profesional.
"Aplikasi ini juga menyasar mereka yang ingin belajar bisnis maupun mempertajam soft skill-nya di berbagai bidang," ujar Cici dikutip Rabu, 27 Maret 2024.
Baca juga: APP Group Wakafkan 2.000 Alquran ke Kemenperin, Bakal Didistribusikan ke Masjid dan Pusat Pendidikan
“Sejumlah besar anak-anak di berbagai wilayah di Indonesia masih menghadapi kesulitan dalam mengakses pendidikan yang layak. Inilah yang mendorong kami menghadirkan aplikasi Guruku untuk memberikan akses pendidikan yang setara bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi,” ujar Cici Ari Setiani.
Dia menjelaskan, aplikasi Guruku dirancang dengan requirement paling minimum, menggunakan kuota internet paling minimal, serta menggunakan standard pricing paling ekonomis di Indonesia sesuai misi perusahaan untuk menjadi solusi pendidikan untuk masyarakat di daerah tier 2, 3 dan 4.
Visi besar para pengelola aplikasi ini adalah menciptakan ekosistem pendidikan digital melalui persiapan SDM guru dan pembangunan infrastruktur digital.
Cici juga menjelaskan, materi konten yang disajikan dalam aplikasi ini dibuat lebih berkualitas karena penyusun materi merupakan mantan juara OSN di bidangnya, termasuk sejumlah lulusan universitas terbaik dengan IPK minimal 3,0.
Paket pembelajaran di aplikasi ini dirancang Rp400 ribu per siswa untuk durasi belajar selama satu tahun. "Selain konten materi yang berkualitas, kami juga punya added value yang terus diperbarui,” kata Cici.
Added value yang dimaksud adalah bonus konten baca tulis Alquran dan strategi hafidz quran, ilmu pendidikan keuangan, ilmu investasi dan trading saham, ilmu retail/UMKM (ilmu memulai usaha/bisnis untuk pemula/pelajar), materi wawasan kebangsaan, dan materi soft skill yang terus diperbarui seperti coding, Microsoft Office, hingga desain grafis.
Sementara, segmen yang disasar program aplikasi ini adalah siswa mulai dari jenjang Paud, SD, SMP, SMA, dan SMK, serta para profesional seperti guru, pra kerja, dan UKM.
Cici menambahkan, pendidikan merupakan fondasi utama dalam pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan. Meskipun begitu, Indonesia saat ini masih dihadapkan pada realitas yang sulit diabaikan yakni kesenjangan pendidikan.
Karenanya, perlu perhatian serius dan tindakan kolektif untuk mengatasi kesenjangan pendidikan ini.
Data yang diterbitkan pada tahun 2022 mengungkapkan situasi yang mendalam dan memprihatinkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebanyak 3.847.780 anak di Indonesia dinyatakan sebagai anak putus sekolah pada tahun itu.
Angka ini terdiri dari 491.311 anak usia sekolah yang mengalami drop out pada tahun ajaran baru, terbagi menjadi 252.991 anak putus sekolah di tengah jenjang dan 238.320 anak usia sekolah yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Sementara itu, terdapat 3.356.469 anak usia sekolah yang sudah drop out pada tahun-tahun ajaran sebelumnya.
"Tools yang kami miliki akan membantu pemerintah pada umumnya termasuk para guru. Era sekarang adalah era kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk sama-sama membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” pungkas Cici.