BAKTI Dapat Pendampingan TNI-Polri Rampungkan Pembangunan BTS 4G di Papua
BAKTI Kominfo tengah merampungkan sisa 373 pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G pada tahun ini
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah merampungkan sisa 373 pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G pada tahun ini.
Seluruh sisa BTS yang akan dirampungkan itu terletak di Papua. Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar mengungkap dua tantangan yang dihadapi dalam menyelesaikannya, yaitu faktor geografi dan keamanan.
"Terutama di Papua itu terkait dengan masalah keamanan. Jadi beberapa kasus memang ada ancaman terhadap keselamatan dari para pekerja kami, mitra kami ya," kata Indah, sapaan akrabnya, saat wawancara dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Gedung Tribun Palmerah, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Meski keamanan jadi faktor utama, Indah mengatakan pembangunan tetap berjalan mudah karena BAKTI didampingi oleh TNI dan Polri.
Berkat kehadiran TNI dan Polri, ia mengatakan BAKTI merasa sangat terbantu, sehingga memudahkan pekerjaan pembangunan BTS.
"Pada kasus-kasus yang terkait dengan keamanan misalnya di Papua, ada pendampingan dari TNI dan Polri kepada kami. Itu sangat memudahkan kami untuk melakukan dan melanjutkan mobilitas dari penyelesaian pekerjaan BTS 4G itu," ujar Indah.
Adapun dalam pembangunan BTS 4G, Indah mengatakan BAKTI melibatkan pemerintah daerah (pemda) setempat sebagai pihak penyedia lahan.
"Peran dari pemerintah daerah itu sangat luar biasa karena salah satu hal yang dilakukan oleh BAKTI adalah BTS ini kami tidak menyiapkan lahan, jadi lahan itu disiapkan oleh pemerintah daerah," ucap INdah.
Dinas Kominfo di daerah tersebut, yang sudah menjalin kerja sama dengan BAKTI, akan mengusulkan sejumlah wilayah yang perlu dibangun BTS 4G.
Baca juga: Warga di 40 Pulau Terpencil Kepri Kini Bisa Internetan Setelah Dibangun Menara BTS 4G
Lalu, jika ternyatan lahan tersebut cukup bagus, tetapi tidak sesuai dengan parameter teknis seperti jumlah penduduk dan kedekatan dengan pemukiman, pemda akan menyediakan lahan yang baru.
"Kita selalu berikan sosialisasi dan akhirnya mereka bisa memberikan tanah pengganti yang memang sesuai dengan peruntukan teknis dari BTS ini karena harus bangun tower kan. Tower-nya itu 20x20 luas tanahnya," ujar Indah.
Baca juga: Ada Ratusan Menara BTS 4G di Area Kahar Papua Belum Dibangun, Ini Jawaban Bakti Kominfo
Jika tanah itu ternyata merupakan tanah ulayat atau tanah adat, Indah mengatakan akan ada mekanisme lain yang ditempuh.
Pendekatan yang berbeda akan diambil jika ternyata tanah itu merupakan milik pribadi. "Kalau itu adalah milik pribadi, kami mengharapkan individu-individu itu memberikan atau menghibahkan tanahnya kepada Pemda yang bekerjasama dengan BAKTI," pungkas Indah.