Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sambal Merah yang Bikin Meringis, Sambal Hijau yang Pedasnya Sampai Membuat Menangis

Belum makan beneran kalau tidak ada sambal. Itu pameo banyak orang. Dan inilah kisah tentang aneka citarasa sambal dari berbagai tempat.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Sambal Merah yang Bikin Meringis, Sambal Hijau yang Pedasnya Sampai Membuat Menangis
Kompas/ Yuniadhi Agung
Pelayan mengantar pesanan makanan dan sambal di Waroeng Spesial Sambal, Summarecon, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. 

Penikmat sambal yang lain, Melissa Yanur (34), wiraswasta yang tujuh tahun tinggal di Australia, juga mengonsumsi sambal hampir setiap hari. Rupanya sang suami juga penikmat sambal alias pencinta sambal. Setiap kali makan, sambal wajib ada di depan lidah.

Pada masa awal tinggal di Perth, Australia, mereka masih susah mencari sambal yang sudah jadi. ”Akhirnya harus bikin sendiri. Jadi, sambal ala kadarnya,” tutur Melissa.

Bagi mereka, bersantap dengan sambal saat musim dingin enaknya luar biasa. Melissa menyukai sambal dabu-dabu khas Manado, sambal padang, dan sambal terasi atau bajak. Empat sampai lima hari dalam seminggu, mereka pasti makan memakai sambal, terlebih untuk makan malam.

Kebutuhan Melissa akan sambal kini bisa dipenuhi di toko-toko Asia di kota Australia barat itu. Sesekali dia juga mendapat kiriman sambal dari teman yang kebetulan datang ke Perth membawa sambal khas Indonesia dalam kemasan.

Kecintaan pada sambal juga menghinggapi penyanyi dan pemain film Maudy Ayunda (19). Setiap hari, di meja makan, harus ada sambal di meja makan. ”Favoritku sambal terasi. Enaknya luar biasa. Pakai nasi putih sama lauk apa saja sudah enak. Jadinya pengin nambah terus,” ujarnya.

Saat kuliah di Oxford, Inggris, Maudy masih rindu makan sambal terasi. ”Duh, rasanya gimana gitu. Tersiksa banget kalau lagi kangen makan sambal,” kata Maudy.

Berita Rekomendasi

Sambal tomat

Ahli kimia pangan Fakultas Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Nuri Andarwulan, mengatakan, cabai adalah makanan yang berfungsi sebagai pembangkit selera. Sifatnya menambah cita rasa makanan sehingga memacu peningkatan asupan makanan. Rasa pedas cabai berasal dari kapsaicin yang konsentrasi tertingginya berada di sekitar biji dan tangkai biji cabai.

”Selama tidak ada efek berarti, konsumsi cabai dalam jumlah besar tidak akan menimbulkan masalah. Namun, bagi sebagian orang, kapsaicin juga bisa bersifat racun, khususnya bagi yang tidak tahan rasa pedas. Kapsaicin bisa mengiritasi usus dan menyebabkan diare. Jadi, silakan ditakar sesuai dengan kondisi masing- masing,” kata Nuri.

Tobat cabai

Banyaknya penggemar sambal menjadi inspirasi bagi Yoyok Hery Wahyono (41) yang membuka Waroeng Spesial Sambal (SS) di Yogyakarta tahun 2002. Meski sempat ditertawakan orang saat membuka warung pertamanya, kini Yoyok telah memiliki 63 cabang di 31 kota di Indonesia.

Sejak awal Yoyok memang ingin membuka warung dengan ikon sambal. Salah satu alasannya, berdasarkan pengamatan kala itu, belum banyak warung makan di Yogyakarta yang bisa memuaskan cita rasa para penggemar sambal. ”Sambal yang disajikan kebanyakan warung di Yogyakarta waktu itu justru cenderung manis. Saya punya keyakinan bahwa penggemar sambal itu banyak,” kata Yoyok.

Ia juga meyakini bahwa sambal bisa menjadi penentu kenikmatan ketika makan. ”Ini berdasarkan pengalaman saya sebagai maniak sambal. Saat saya makan, lauknya bisa apa saja, tetapi harus ada sambal. Kebanyakan penggemar sambal jarang yang bisa bertobat,” katanya.

Halaman
123
Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas