Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Wisata Kuliner Paling Legendaris di Kota Malang

Di Malang yang terkenal dengan apelnya, kita tidak akan sulit menemukan tempat-tempat makan yang menawarkan hidangan khas Malang.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Tiga Wisata Kuliner Paling Legendaris di Kota Malang
Ikenatalia
Menu steak dan es krim dan Toko Oen, Malang 

TRIBUNNEWS.COM -Menjajal kuliner saat ini sudah menjadi pilihan wisata yang cukup populer. Sekarang ini travelling jadi tidak lengkap tanpa mencoba kuliner khas kota yang kita kunjungi. Bahkan, ada juga traveller yang memang tujuan utamanya adalah berburu kuliner, baik itu makanan berat maupun jajanan pasar.

Di Malang yang terkenal dengan apelnya, kita tidak akan sulit menemukan tempat-tempat makan yang menawarkan hidangan khas Malang. Rasanya juga tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, beberapa di antara yang terkenal sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu! Bertahan dalam waktu puluhan tahun di industri kuliner tanah air, tentu rasa hidangannya bukan main enaknya.

Penasaran apa saja tempat makan terkenal yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu itu? Berikut ulasannya.

1. Toko “Oen” (Tahun 1934—sekarang)

Restoran yang satu ini memiliki sejarah yang panjang. Berlokasi di Jalan Jenderal Basuki Rachmad No. 5, Malang, Jawa Timur, Toko Oen membawa nama seorang penduduk penduduk keturunan Tionghoa pada masa kolonial Belanda bernama Mr. Oen Tjoen Hok. Istri Mr. Oen, Mrs, Liem Gien Nio atau Oma Oen memulai perjalanan toko ini pada 1910 di Yogyakarta.

Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya Toko “Oen” yang berada di Malang ini sudah bukan merupakan franchise Toko “Oen”. Pada 1990, penjualan di Toko “Oen” Malang menurun sehingga bangunannya dibeli untuk kemudian direnovasi menjadi sebuah showroom mobil. Namun, karena nilai sejarah bangunannya, pemerintah Kota Malang melarang bangunan Toko “Oen” direnovasi sekecil apa pun.

Akhirnya, pemilik berikutnya memutuskan untuk tetap mempertahankan Toko “Oen” sebagai restoran dan toko es krim. Namun, Toko “Oen” Malang bukanlah franchise resmi dari Toko “Oen” yang dulu dibangun oleh Mrs. Liem Gien Nio dan Mr. Oen Tjoen Hok, seperti yang sekarang masih berdiri di Semarang.

BERITA TERKAIT

Tapi, kesan “tempo dulu” masih terasa sampai sekarang jika Anda mampir ke Toko ”Oen”. Kursinya yang terbuat dari rotan dan interiornya dipenuhi barang-barang “tempo dulu”. Anda akan melihat piano dan radio tua atau foto-foto hitam-putih Kota Malang “tempo dulu” yang bertengger rapi di dindingnya. Saat malam, kesan klasiknya semakin menambah suasana romantis di Toko “Oen”. Menikmati es krim berdua pasangan dihiasi lampu-lampu kecil yang menggantung di bingkai jendela, Anda dan pasangan pasti akan betah dan kembali lagi ke sana!

2. Tahu Lontong Lonceng (1935—sekarang)

Meski tempatnya tidak begitu luas seperti restoran pada umumnya, Tahu Lontong Lonceng selalu ramai dikunjungi para wisatawan yang penasaran akan kuliner khas yang satu ini. Terletak di Jalan Laksamana Martadinata No. 66, warung miliki Bapak Abdulrohim ini tidak pernah sepi dikunjungi pembeli. Sayangnya, karena berlokasi di kawasan pertokoan yang padat, tidak ada lahan parkir yang tersedia di sana.

Namun, itu sama sekali tidak menjadi penghalang para pencinta kuliner untuk mengunjungi warung makan ini. Masih bertahan sejak didirikan pertama kali pada 1935, tentu Anda sudah bisa membayangkan betapa lezatnya sajian tahu lontong di Tahu Lontong Lonceng ini. Cara penyajiannya memang cukup unik. Sambal petis sudah dituang di dasar piring, baru setelahnya piring diberi irisan lontong. Setelah itu, barulah atasnya ditaburi tahu telur, ditambah dengan taoge dan kerupuk.

Sampai sekarang, harga yang dipatok untuk seporsi tahu telor lontong adalah Rp8.000. Jika tidak mau pakai telur, harga satu porsinya hanya Rp6.000. Rasanya nikmat, harganya pun murah. Pantas saja Tahu Lontong Lonceng masih bertahan sampai saat ini.

3. Warung Lama Haji Ridwan (Tahun 1925—sekarang)

Yang terakhir adalah Warung Lama Haji Ridwan yang merupakan tempat makan tertua di Malang yang masih bertahan sampai sekarang. Sejak 1825, awalnya H. Ridwan hanya menjajakan dagangannya berkeliling Pasar Besar Lama. Namun, setelah sukses, sampai sekarang H. Ridwan menempati kios di Jalan K. H. Zaenal Arifin No. 45B, Malang, Jawa Timur.

Menu andalan yang dapat Anda nikmati di warung ini adalah daging bumbu rujak, ayam panggang bumbu rujak, krengsengan, sate usus sapi, sate komoh, dan rawon. Menggunakan resep kuno yang diturunkan turun temurun, Anda bisa merasakan cita rasa yang kaya khas Malang.

Sumber: Sajian Sedap
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas