Gurami Dimasak Pecak, Gurihnya Bumbu Kacang Plus Rasa Asam Dari Jeruk Limau dan Pedas Jahe
Sepiring gurami dimasak pecak atau lebih sering disebut pecak gurami siap disantap dalam suasana dan cuaca apa pun.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM -Sepiring gurami dimasak pecak atau lebih sering disebut pecak gurami siap disantap dalam suasana dan cuaca apa pun. Bisa dinikmati pagi sebagai sarapan, pada siang hari juga oke.
Apalagi pada malam hari, sangat pas. Masakan ini enak dimakan di kala udara panas, dan tetap segar saat dinikmati pada musim hujan.
Gurihnya bumbu kacang, bumbu kunci, rasa asam dari jeruk limau, serta pedas dari jahe atau bawang merah dan cabai memberikan kehangatan tersendiri dalam tubuh.
Nengsih (19), warga Ciledug asal Pandeglang, Banten, mengatakan baru pertama kali menikmati pecak gurame.
”Ini pertama kalinya saya makan pecak gurame. Selama ini gurame hanya digoreng atau dibakar. Rasanya lain. Bumbunya meresap dalam daging. Ada asam-asamnya yang segar dan pedas menendang,” kata Nengsih, yang ditemui di Restoran Jagarawa, pinggiran Situ Cipondoh, Jalan Hasyim Ashari, Selasa (3/2/2015).
Pecak gurame adalah masakan yang sederhana. Aslinya, pecak gurame adalah makanan Betawi yang mirip dengan pecel lele Jawa Timur-an, yaitu ikan goreng yang diguyur dengan sambal kacang pedas.
Hanya saja, yang membedakan antara pecel Jawa Timur-an dengan pecak gurame adalah pada pengolahan sambal kacangnya. Pada pecak gurame asli Betawi ini, sambal kacangnya dimasak dengan santan sehingga terasa lebih gurih.
Sementara cabai merah, selain memberikan rasa pedas menonjok, sekaligus membuat tampilan masakan berwarna jingga dan merah.
Bumbu lainnya adalah kunyit dan kunci, sedangkan bahan utamanya adalah ikan gurame yang digoreng atau dibakar/panggang.
Biasanya pecak gurame sering dihadirkan dengan masakan gabus pucung. Hal ini menandakan sejarah masyarakat Betawi sebagai masyarakat sungai karena gabus dan gurame adalah ikan air tawar yang banyak ditemukan di sungai atau rawa-rawa.
Namun, seiring berkurangnya lahan rawa, keberadaan ikan gabus mulai menghilang. Gurame secara umum tetap bertahan karena banyak yang membudidayakannya.
Berbagai rasa baru
Seiring terus berkembangnya dunia kuliner, berbagai kreativitas atas masakan pecak gurame terus bermunculan.
Pecak gurame yang tadinya hanya berbumbu kacang, kunyit, kunci, dan santan menjadi bervariasi. Sebagian koki meniadakan bumbu kacang dan kunyit. Mereka malah menambahkan jahe, bawang merah, dan serai untuk pemberi rasa baru. Langkah itu diambil agar masakan yang dihidangkan berbeda dengan produk serupa di rumah makan lain.
Seperti di Rumah Makan Hj Kokom, juga di pinggiran Situ Cipondoh, rasa asam dan pedas pada pecak guramenya tak terlalu terasa meski warna merah cabai menghiasi masakan itu. Sementara pecak gurame di Jagarawa sangat terasa asam dan pedasnya. (PIN)