Santika Group Turut Kuasai Hotel Murah di Jakarta
Sejak 2006, Santika Group tampil sebagai pemain hotel budget terbesar dengan portofolio sebanyak sepuluh hotel Amaris
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Siapa yang paling berkontribusi terhadap konversi setiap jengkal lahan di Jakarta menjadi hotel murah meriah? Tak lain dan tak bukan adalah kelompok usaha Santika Group, Tauzia Group, dan PT Intiland Development Tbk.
Ketiganya, menurut catatan Colliers International Indonesia menguasai pengembangan dan pengelolaan hotel segmen ekonomi atau budget hotel. Dari total pasokan 1.275 kamar dari 8 hotel baru yang masuk pasar pada tahun 2015, Tauzia Group menyumbang 634 kamar dari 3 hotel POP! dan 1 hotel Yello.
Disusul Intiland Development dengan 380 kamar dari dua hotel Whiz, dan Santika Group dengan 151 kamar dari satu hotel Amaris. Sedangkan sisanya sebanyak 80 kamar disumbang oleh PT Metropolitan Land Tbk dengan satu kamar @HOM di Cawang, Jakarta Timur.
Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, menjelaskan, selama beberapa tahun terakhir, pasar hotel ekonomi menunjukkan pertumbuhan pasokan secara eksponensial, seiring akselerasi laju pertumbuhan turis domestik yang memanfaatkan penerbangan murah (low cost carrier).
"Sejak 2006, Santika Group tampil sebagai pemain hotel budget terbesar dengan portofolio sebanyak sepuluh hotel Amaris. Sementara pemain aktif lainnya adalah Archipelago International dengan merek fave dan NEO, disusul Accor Group dengan ibis budget, dan Tauzia dengan POP! dan yello," tutur Ferry kepada Kompas.com, Selasa (7/4/2015).
Ferry menambahkan, tahun ini, Tauzia bahkan mendominasi pengembangan hotel tidak saja di Jakarta, melainkan di seluruh Indonesia. Untuk pasar Jakarta sendiri, hingga 2016 mendatang Tauzia menambah empat hotel baru dengan jumlah kamar 700 unit. Diekori Intiland Development dengan dua hotel sebanyak 490 kamar.
"Meskipun secara umum kinerja tingkat penghunian kamar (TPK) hotel Jakarta menurun 53,7 persen pada Februari 2015 dari sebelumnya 64,3 persen, namun mereka akan terus melakukan ekspansi bisnis," pungkas Ferry.