Jangan Paksakan Pacu Adrenalin Saat Traveling Kalau Berpenyakit Asma dan Jantung
Jangan memaksakan diri menjalani traveling yang memacu adrenalin kalau sang traveler berpenyakit asma atau jantung.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Demi adrenalin, orang seringnya lupa sama kemampuan badan sendiri. Itulah hal yang sering dilupakan saat traveling.
Mulai lupa waktu, lupa kemampuan, sampai lupa akan akibatnya. Terpenting “saya bisa”. Setelah bisa, pasti bangga dan nikmat rasanya.
Kegiatan pemicu adrenalin secara umum bagus dan baik bagi tubuh. Selain memperkaya pengalaman juga biasanya terkait kegiatan fisik. Jadi banyak menguras keringat sama dengan olah raga. Bagaimanapun, kita harus tetap ingat batas kemampuan diri sendiri. Bukan hanya fisik namun psikis juga. Misalnya demi gengsi rela makan daging ular yang ditawarkan teman. Malamnya sampai mimpi dikejar ular. Rasanya menjadi tidak nyaman dan susah tidur.
Kalau memang fisik sedang lemah dan tidak segar, memiliki penyakit bawaan seperti jantung atau asma, atau terlalu menyeramkan, jangan terlalu takut dan gengsi untuk mengatakan “tidak, terima kasih”. Liburan bukan untuk gengsi-gengsian tapi membawa kebahagiaan dan menikmati hidup. Jangan sampai liburan seru tapi akhirnya justru sakit dan menyiksa. (Fira Abdurrahcman)