Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

NEWSVIDEO: Nikmatnya Soto Djiancuk di Bantul

warung soto Djiancuk adalah satu-satunya tempat yang menjual soto khas Blitar di Yogyakarta.

Editor: Bian Harnansa

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Ketika anda mendenger kata "Djiancuk" pasti konotasi negatif yang akan ada di benak anda. Memang kata tersebut adalah sebuah kata umpatan yang jamak diucapkan oleh masyarakat Jawa Timur. Tetapi di Yogyakarta kata "Djiancuk" digunakan untuk nama sebuah warung soto khas Jawa Timur yang terletak di di Jalan PGRI 2 No.59, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut Parjinah (52) pemilik warung soto Djiancuk penggunaan kata tersebut hanya sekedar untuk mengaskan bahwa soto yang ada di warung tersebut adalah benar-benar soto asli Jawa Timur. "Tidak ada maksud apa-apa, hanya guyonan agar masyaralat tahu, yang kami jual adalah soto asli Jawa Timur," ujarnya, Selasa (19/5).

Lebih lanjut dia mengatakan, warung soto Djiancuk telah ada sejak tahun 2000. Soto yang dijual adalah soto khas Jawa Timur, khususnya daerah Blitar. Resep dari soto tersebut dia dapat dari nenek suaminya yang memang asli Blitar. Hidangan soto Djiancuk terdiri dari nasi, potongan daging sapi, tauge segar, irisan tomat, keripik kentang, irisan telur rebus, dan disiram dengan kuah berwarna agak kecoklatan.

Rasa gurih dan segar dihasilkan dari soto yang menggunakan kuah dari kaldu sapi. Irisan dagingnya yang lembut, aroma merica yang kuat, tauge yang masih sangat segar, serta kuahnya yang coklat dan gurih ini memberi sensasi rasa yang kaya dari hidangan soto Djiancuk. Bumbu rempahnyapun juga terasa, bahkan belum diberi tambahan seperti kecap, sambal, serta peresan jeruk nipis pun sudah mantap

Cara penyajiannya pun khas Jawa Timur, menggunakan mangkok berukuran kecil. Dikatakan Parjinah, meskipun dia berjualan di Yogyakarta yang masyarakatnya cenderung lebih menggemari masakan bercita rasa manis, tetapi dia tidak memodifikasi resep soto khas Blitar tersebut.

"Semua sama persis apa yang diajarkan oleh nenek dari suami saya. Untuk mempertahankan kualitas hidangan, saya juga menggunakan bahan-bahan yang bagus, sperti daging. Saya hanya menggunakan daging yang bagus, salain rasanya agar tetap terjaga, saya juga ingin menjaga kesehatan para pelanggan," ujarnya.

BERITA TERKAIT
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas