Museum Memorial Jenderal Besar Soeharto, Tempat Para Pengidola Pak Harto Berduyun-duyun Datang
Anda mengidola sosok mendiang mantan Presiden Soeharto? Kalau iya, wajib hukumnya datang ke Museum Memorial Jenderal Besar Soeharto di Bantul.
Editor: Agung Budi Santoso
Meski begitu, Gatot mengaku Museum Soeharto tidak menomor satukan banyak sedikitnya jumlah pengunjung namun tersampaikannya pesan tentang sosok Pak Harto kepada pengunjung yang menjadi tujuan utama.
“Kami lebih senang kalau pengunjungnya anak-anak sekolah untuk syiar pendidikan,” ujarnya.
Mengenai jumlah pengunjung Museum Soeharto yang terus meningkat, Gatot beranggapan hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya masyarakat yang masih merindukan sosok Pak Harto.
“Saya punya pengunjung dari berbagai macam lapisan masyarakat yang kangen sama masa kepemimpinan Pak Harto, orang-orang berduyun ke sini karena mereka pengagum Pak Harto, karena mereka ingin pemerintah saat ini seperti zaman Pak Harto dalam hal kesejahteraannya,” ungkapnya.
Pesan Adik Pak Harto
Sementara itu, adik Pak Harto, Probosutedjo sebagai penggagas berdirinya Musium Soeharto ketika ditemui di rumah Notosudiro menjelaskan bahwa tujuan pendirian museum ini adalah agar masyarakat Indonesia tidak melupakan sejarah mengenai mantan Presiden Soeharto.
“Saya dulu kan guru sejarah, saya ingin agar rakyat ingat sejarah di Indonesia, supaya rakyat mengingat jasa-jasa dari pemimpinnya yang betul-betul memikirkan rakyat,” jelasnya.
Probosutedjo menegaskan pembangunan museum ini semua dibiayainya tanpa ada bantuan pemerintah ataupun uang peninggalan Pak Harto. Ia juga menolak jika musium ini dikomersilkan, maka tidak heran ketika kita masuk tidak perlu membayar karcis dan hanya sekedar membayar parkir kendaraan.
Museum tersebut terletak di sebelah barat pusat kota Yogyakarta. Jika anda dari pusat kota Yogyakarta dan akan menuju lokasi museum bisa melalui jalan Wates ke arah timur.
Setelah mencapai kilometer ke 10 (sebelum Universitas Mercubuana Yogyakarta) terdapat sebuah perempatan dan beloklah ke utara. Kemudian lurus melewati rel kereta api, ada pertigaan, beloklah ke arah timur atau kanan. Beberapa meter dari pertigaan itu sudah tampak kompleks Museum Pak Harto sebelah utara jalan.