Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 410 di Surabaya, Utuh Sesuai Aslinya, Terbesar Se-Asia
Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 410 di Surabaya, utuh sesuai aslinya, dan terbesar Se-Asia. Ini kisah repot memindahkan dari laut ke museum.
Editor: Agung Budi Santoso
Satu persatu kapal kembali disambung hingga kembali berbentuk seperti aslinya.
Monumen kapal selam ini selanjutnya dibuka untuk umum pada 15 Juli 1998.
Menurutnya monumen kapal selam ini adalah sebuah monumen kapal selam terbesar di kawasan Asia.
Di bagian dalam kapal selam, peralatan tempur serta navigasi dan keselamatan para awak kapal selam ini masih utuh. Misalnya torpedo di bagian depan dan buritan.
Sebagai peluncur sekaligus tempat pasukan untuk keluar dari kapal juga masih utuh dan terawat.
Di dalam KRI Pasopati memiliki tujuh ruangan utama, yakni ruang untuk haluan Torpedo, berada dibagian depan. Di ruangan ini dipersenjatai dengan 4 torpedo propeller sekaligus sebagai penyimpanan torpedo.
Masuk ke bagian dalam terdapat ruang komandan, lalu ruang makan, dan ruang kerja.
Ruangan awak kapal, dapur dan penyimpanan untuk baterai II, lalu ruangan mesin disel dan terminal mesin, kamar mesin Listrik dan ruangan torpedo untuk bagian buritan, berisi 2 buah torpedo.
Semua Ruangan Masih Utuh Seperti Aslinya
Agar menarik pengunjung di sekitar monumen kapal selam KRI Pasopati 410 ini ada fasilitas pendukung seperti video rama tentang perjalanan kapal selam KRI Pasopati 410. Film sinematik ini membawa imajinasi menyatu dengan kapal selam KRI Pasopati 410 di saat menjalankan tugasnya.
Di bagian lain juga terdapat live music, kolam renang anak-anak dan rekreasi air di Sungai Kalimas. Stan suvenir juga
panggung besar untuk acara tertentu KRI Pasopati 410 sendiri termasuk tipe SS Whiskey Class, dibuat di Vladi Wostok Rusia pada tahun 1952.
Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 410 di Surabaya, tampak samping. (Surya/ Wiwit Purwanto)
Kapal Selam ini berpartisipasi di Angkatan Laut Indonesia sejak tanggal 29 Januari 1962, tugas utama adalah untuk menghancurkan garis musuh (anti-shipping), pengawasan dan melakukan penggerebekan secara diam-diam.
Kapal selam ini mengambil peran besar untuk mempertahankan hukum kelautan, seperti Operasi Trikora, KRI Pasopati 410 turun ke belakang garis musuh dan memberi penindasan secara psikologis.
Untuk masuk ke monumen kapal selam ini setiap pengunjung dikenakan tiket masuk Rp 10.000. Abdul Wakhid, seorang pengunjung mengatakan keberadaan monumen kapal selam ini sangat penting sebagai pengingat
sejarah dan dedikasi dari para pejuang terdahulu.