Masjid Shiratal Mustaqiem, Tertua di Samarinda, Punya Alquran Berusia 400 Tahun
Masjid yang menyimpan kitab Al Quran, berusia 400 tahunan, ini berstatus cagar budaya yang dilindungi pemerintah.
Editor: Malvyandie Haryadi
Meski sudah tidak digunakan, tempat wudhu berukuran 3 meter x 4 meter, dipagari kayu di sisi kanan dan kirinya.
Pengurus Masjid Shiratal Mustaqiem, Ishak Ismail mengungkapkan, empat tiang utama di cat warna dominan kuning dan hijau.
Tiang soko guru itu didatangkan dari berbagai daerah.
Menurut cerita, masing-masing tiang disumbangkan dari warga Loa Haur (Gunung Lipan), Gunung Dondang di Samboja, dan Petta Loloncang dari Gunung Salo Tireng (Sungai Tiram) dan dari Sungai Karang.
"Proses penyelesaian pembangunan Masjid sekitar sepuluh tahun," kata Ishak, takmir Masjid Shiratal Mustaqim, di Jalan Pangeran Bendahara, Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang, Minggu (31/5/2015).
Di atas karpet, berjajar 12 tiang penopang atau penyangga yang menyatu dengan atap langit ruang utama.
Atap ruang utama terlihat sederhana. Terbuat dari kayu berukuran 10 sentimeter berjajar lurus, dengan atap tengahnya, dicat warna putih polos.
Latar berdirinya Masjid Shiratal Mustaqiem, karena Habib Abdurahman bin Muhammad Asseggaff prihatin dengan lingkungan yang dijadikan tempat arena perjudian.
Habib ingin lingkungannya lebih baik.
"Menurut kisahnya, dulu tempat perjudian sabung ayam dan malamnya judi dadu. Habib Abdurahman, tergerak hati untuk membangun sebuah masjid," tutur Ishak.
Sang pendiri yang dijuluki Pangeran Bendahara, mendapat ijin dari Sultan Aji Muhammad Sulaiman Ing Martadipura, yang saat itu menjabat Raja Kutai ke 18.
Ia akhirnya membangun Masjid yang semula bernama Masjid Jami Shiratal Mustaqim (kembali ke jalan lurus yang benar).
Alquran tua yang diyakini sudah berusia 400 tahun. (Tribun Kaltim/Budhi Hartono)
Masjid Shiratal Mustaqiem juga menyimpan Kitab Al Quran tertua. Ishak Ismail memperkirakan kitab suci Al Quran yang disimpan berusia 400 tahun lebih.
"Al Quran itu sudah berusia 400 tahun pada tahun 1970an. Memang dalam sejarah, ada persamaan perkembangan Islam di Kalimantan Timur pada tahun 1575 masehi," tuturnya.