Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Barajah, Baju Kebal Warga Banjar Dipamerkan di Museum Wasaka Banjarmasin

Museum Waja Sampai Kaputing atau kerap disingkat Museum Wasaka menyimpan banyak benda bersejarah saksi bisu perjuangan rakyat Kalimantan Selatan.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Barajah, Baju Kebal Warga Banjar Dipamerkan di Museum Wasaka Banjarmasin
Banjarmasin Post/Yayu Fathilal
Barajah, baju warga Banjar yang kebal dari serangan musuh, dipamerkan di Museum Waja Sampai Kaputing, di Jalan Kampung Kenanga Ulu RT 14, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 

"Kata ayah saya, dulu H Jailani itu seorang yang kaya. Dia juragan jukung atau perahu tambangan. Jukung tambangan adalah salah satu alat transportasi sungai khas suku Banjar," katanya.

"H Jailani konon memiliki beberapa jukung tambangan yang dipakainya untuk berniaga ke berbagai daerah di Indonesia ini," ujar PNS Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Selatan ini.

Seiring berjalannya waktu, rumah ini kian lapuk karena semuanya berbahan kayu Ulin.

Setelah dijadikan museum oleh Pemda Kalsel, rumah ini direnovasi dengan masih menggunakan kayu Ulin sebagai bahan utamanya untuk mempertahankan nilai tradisionalnya.

Rumah ini masih tampak lengkap unsur tradisionalnya seperti tangganya, ukirannya, watun atau kayu pembatas di bagian bawah pintu-pintunya hingga lalungkang atau jendelanya yang khas Banjar.

Di seberangnya ada dermaga dan Sungai Martapura.

Menurutnya, pengunjung yang datang biasanya menggunakan kelotok atau kendaraan pribadi.

Berita Rekomendasi

"Jarang yang menggunakan angkutan kota karena di sini angkot nggak laku. Bisa pakai ojek di sini ada pangkalannya. Kalau dari Terminal Induk Km 6 di Jalan A Yanui naik ojek ke sini sekitar Rp 10.000 hingga Rp 15.000," katanya.

Mereka biasanya menggunakan alat transportasi kelotok, diturunkan di dermaga di seberang museum ini.

Biasanya, mereka berombongan dan kunjungan mereka sepaket dengan ke Pasar Terapung Lokbaintan di Kabupaten Banjar.

Museum ini ramai dikunjungi saat Sabtu dan Minggu.

"Biasanya akhir pekan kan libur, subuh-subuh turis dari luar Kalsel naik kelotok ke pasar terapung. Pulangnya baru singgah ke museum ini. Makanya museum ini di akhir pekan buka, Senin tutup," ujarnya.

Memasuki museum ini, cukup membayar parkir Rp 3.000 jika Anda menggunakan mobil atau sepeda motor. Kalau masuk ke dalam museumnya gratis.

Pengunjung museum ini tak hanya warga Kalsel, tetapi juga dari daerah lain seperti Yogyakarta, Jakarta dan Bali.

Museum ini beroperasi tiap Selasa hingga Kamis pukul 09.00-12.00 Wita, Jumat 09.00-11.00 Wita, serta Sabtu dan Minggu pukul 09.00_12.30 Wita.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas