Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Pakaian Pedagangnya, Pecel Bantul Ini Disebut Baywatch

Kebiasaan pemilik warung yang setiap harinya mengenakan kutang dan jarik dalam berpakaian, membuat pecelnya disebut Baywatch.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Gara-gara Pakaian Pedagangnya, Pecel Bantul Ini Disebut Baywatch
Tribun Jogja/Hamim Thohari
Pecel Baywatch, di Dusun Dusun Semanggi, Kelurahan Sembungan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. 

Laporan Waratawan Tribun Jogja/Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Mungkin hampir semua masyarakat Indonesia tahu dengan panganan tradisional bernama pecel.

Pecel adalah salah satu jenis panganan yang mudah ditemui, khususnya di pulau Jawa.

Di Yogyakarta juga terdapat beberapa penjual pecel yang patut Anda coba, dan salah satunya adalah Pecel Baywatch Mbah Warno.

Warung pecel ini berada cukup jauh dari hiruk pikuknya pusat Kota Yogyakarta, yakni terletak di sebelah selatan pusat kota tepatnya berada di Dusun Dusun Semanggi, Kelurahan Sembungan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.

Meskipun tempatnya berada di pedesaan, tetapi warung pecel ini selalu ramai di datangi pembeli karena kelezatannya.

BERITA REKOMENDASI

Nama unik yang disandang dari warung makan milik Mbah Warno Pawiro (95) tahun ini tak lepas dari kebiasaan pemilik warung yang setiap harinya mengenakan kutang dan jarik dalam berpakaian.

Sehingga oleh para pelangganya cara berpakaian Mbah Warno tersebut diidentikan dengan cara berpakaian pemeran dalam serial Baywatch yang dulu pernah ngetren di Indonesia.

Warung Pecel Baywatch sangat sederhana.

Ibu lima anak tersebut setiap harinya menggelar dagangan hanya di emperan rumah yang terbuat dari kayu tersebut.

Mbah Warno
Mbah Warno, pedagang Pecel Baywatch, di Dusun Dusun Semanggi, Kelurahan Sembungan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Tempat masaknya pun menyatu dengan tempat menggelar dagangannya tersebut yang berada di bagian depan rumah.


Mbah Warno mulai masak di bagian depan rumahnya paska kejadian gempa 2006 yang menghancurkan rumah dan dapurnya.

Untuk menikmati makanan, Mbah Warno menyiapkan beberapa bangku dan kursi kayu bagi para pelangganya di sebagian bangunan rumahnya yang dibiarkan terbuka.

Mbah Warno mengatakan mulai berjualan sejak 40 tahun yang lalu.

Awalnya dia berjualan di area Sendang Semanggi yang ada di wilayah tempat tinggalnya.

"Lama-kelamaan banyak yang langsung membeli di rumah, akhirnya saya berjualan di rumah saja," ungkap Mbah Warno dalam bahasa Jawa.

Di atas meja kayu, beberapa jenis masakan dihadangkan, sehingga pelanggannya tinggal menunjuk makanan apa yang akan disantap.

Namun yang menjadi menu andalan adalah pecelnya.

Hidangan Pecel Baywatch menggunakan berapa jenis sayuran seperti daun bayam, kacang panjang, kembang turi, daun keningkir, dan kecambah/taoge yang direbus, ditata di atas nasi putih kemudian disiram dengan sambal kacang.

Sambal kecang tersebut bercita rasa khas Yogyakarta, yakni pedas dengan perpaduan rasa yang sedikit manis, sangat pas berpadu beragam sayuran.

Untuk mendampingi hidangan pecel tersebut, Mbah Warno dibantu beberapa orang, memasak beberapa hidangan yang juga menjadi ciri khas warung tersebut yakni mangut lele, lele goreng, mangut belut, belut goreng, sayur tempe dan krecek, dan beraneka ragam baceman dan gorengan.

Untuk masalah harga, Anda tidak usah khawatir.

Satu porsi nasi pecel hanya dipatok Rp 5.000.

Untuk gorengan dan bacemnya hanya Rp 2.000 tiga biji.

Sedang untuk belut gorengnya seharga Rp 20 ribu untuk satu piring berukuran cukup besar, dan mangut belut hanya Rp 7.000.

Setiap harinya Mbah Warno mulai melayani pembeli sejak pukul 09.00.

"Kalau ditanya tutup, kami tidak pernah tutup. Karena tepat berjualannya tidak punya pintu," canda Mbah Warno.

Meski demikian pada sore hari sekitar 16.00 warung tersebut akan tutup.

Untuk menuju Pecel Baywatch, jika Anda dari arah Kota Yogyakarta langsung saja menuju Jalan Bantul, tepatnya menuju daerah Kasongan yang terkenal dengan kerajinan gerabahnya.

Dari gerbang Kasongan, masuk lurus saja sampai menyeberangi jembatan, lurus lagi hingga menemukan pertigaan yang ada bangunan tugu di tengahnya.

Dari pertigaan tersebut belok ke kanan, lurus hingga mentok menemukan pertigaan, lalu belok ke kiri hingga menemukan masjid di kiri jalan.

Dari masjid lurus sedikit hingga menemukan pertigaan, lalu belok ke kanan lurus ikuti jalan.

Warung Mbah Warno ini terletak tidak jauh setelah gapura Sembungan.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas