Menyusuri Sungai di Singapura, Tempat Warga Bernostalgia dengan Masa Lalu
Pemerintah Singapura juga menjadikan sungai sebagai ajang mempertontonkan kedigdayaan ekonomi mereka.
Editor: Malvyandie Haryadi
Tak sulit mengetahui usia jembatan tersebut sebab nama dan tahun pembuatan tertulis di badan jembatan.
Di antaranya ada Jembatan Coleman yang dibangun pada 1840, Jembatan Cavenagh yang dibangun pada 1869, dan Jembatan Ord yang dibangun pada 1886.
Untuk bernostalgia dengan kehidupan masyarakat Singapura tempo dulu, sejumlah patung diciptakan.
Patung tersebut menjadi penanda betapa peran sungai bagi kehidupan sehari-hari warga Singapura pada masa lampau amat penting.
Ada patung First Generation yang menggambarkan lima anak yang hendak berenang ke sungai, patung A Great Emporium yang menggambarkan aktivitas pedagang di sisi sungai, dan ada patung Makan Angin yang mendeskripsikan kebiasaan keluarga di Singapura menghabiskan sore hari menikmati deburan angin sungai.
Semua patung itu mengenang kejadian pada masa lalu yang mustahil ditemui pada masa kini.
Upaya 10 tahun
Menjadikan Sungai Singapura seperti saat ini bukanlah pekerjaan yang mudah dan murah, bahkan bukan pula karena peninggalan masa lalu.
Layaknya sungai di mayoritas negara Asia yang menjadi pintu masuk saudagar dari beberapa bangsa, Sungai Singapura pun terlihat kumuh oleh kehadiran kapal nelayan yang tidak teratur serta polusi oleh limbah peternakan dan pedagang pada masa lalu.
Untuk mengembalikan daya tarik Sungai Singapura sebagai pusat peradaban, Perdana Menteri Lee Kuan Yew menggalakkan kampanye pembersihan sungai pada 1977.
Targetnya sederhana, ia ingin dalam 10 tahun warga Singapura sudah bisa kembali memancing di sungai tersebut.
Dengan menghabiskan dana sekitar 170 juta dollar Singapura, Sungai Singapura kembali bersih pada 1987. (Muhammad Ikhsan Mahar)