Dendeng Khas Aceh Rayeuk, Menggoda dengan Aroma Rempahnya
Aroma daging segar bercampur aneka rempah menyambar penciuman setiba di dapur dendeng khas Aceh Rayeuk.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Reporter Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Aroma daging segar bercampur aneka rempah menyambar penciuman setiba di dapur dendeng khas Aceh Rayeuk.
Jemari itu terlihat cekatan melumuri irisan daging segar dengan ramuan resep rahasia keluarga dan menjadikannya gunungan irisan.
Di sudut lain, bakal dendeng ikan dan dendeng sapi dijemur berjejer.
Tumpuk menumpuk di atas sejumlah ancak.
Aroma yang ditebarkan dari dapur dendeng yang berlokasi di Desa Payaroh Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar itu telah mengharumkan nama Aceh melalui mulut milik para wisatawan yang memboyongnya sebagai buah tangan.
Berawal dari Usaha Keluarga
Ya, Banda Aceh sebagai potret kota urban yang luluh lantak usai diamuk tsunami kini semakin bersolek.
Sektor pariwisata yang coba dihidupkan pemerintah menggeliatkan sektor industri dengan kedatangan turis lokal dan mancanegara.
Peluang itu ditangkap oleh Juwariyah (30) yang pertama kali mencetuskan usaha dendeng sebagai Industri Rumah Tangga (IRT) keluarga itu pada 2005.
Berawal dari permintaan pemilik rumah makan, akhirnya selain mengelola beberapa kafe yang tersebar di Aceh, keluarga itu lantas melebarkan sayap bisnisnya menggeluti olahan daging dan ikan.
Memperkaya khazanah industri kuliner dan tentu saja menggemukkan pundi-pundi keluarga.
“Kami mengolah dendeng khas Aceh Rayuek yang dikenal kaya rempah. Daging didatangkan dari Medan dan Takengon sedangkan ikan dipasok dari Lampulo. Untuk produksinya disesuaikan dengan pesanan,” ujar Hasanuddin (24), adik Juwariyah tatkala Serambi menyambangi dapur dendeng milik keluarga itu.
Ia dibantu dua adiknya Ani (24) dan Yuni (22) yang mewarisi darah bisnis dari orangtuanya adalah lulusan SMA.