Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lukisan Le Mayeur Bali Didominasi Sosok Pollok, Penari Legong Keraton

Museum Le Mayeur yang telah berdiri sejak puluhan tahun silam ini didirikan oleh seorang pelukis asal Belgia, bernama Adrien Jean Le Mayeur.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Lukisan Le Mayeur Bali Didominasi Sosok Pollok, Penari Legong Keraton
Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan
Lukisan La Mayeur, di Museum Le Mayeur, Kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Bali. 

Hidup bersama sebagai sepasang suami istri, dalam bangunan sederhana, yang awalnya hanya terbuat dari bambu dan beratapkan ilalang, hingga kemudian menjadi sebuah Museum.

Beberapa foto semasa hidup mereka pun ditampilkan di Museum Le Mayeur ini.

Yang cukup menyedihkan bagi Pollok, ia tidak bisa memberikan keturunan.

Hal ini bukan karena kondisi kesehatan, namun lebih pada idealism Le Mayeur.

Karena menurutnya, jika Pollok melahirkan dan memiliki anak akan merusak keindahan tubuhnya sebagai penari dan model lukis Le Mayeur.

Beberapa tokoh nasional dan internasional pun pernah berkunjung ke tempat Le Mayeur selama masa hidupnya.

Seperti Presiden Soekarno dan Perdana Mentri Nehru sempat mengunjunginya pada sekitar tahun 1956.

Berita Rekomendasi

Karena penyakit kanker yang ia derita, Le Mayeur meninggal pada usia 78 tahun, tepatnya pada tahun 1958 saat melakukan perawatan negara asalnya, Belgia.

Sementara itu Pollok meninggal di Bali pada 1985.

Patung Le Mayeur Mengenang Cinta Pollok

Tetap seperti konsep semula, yakni sederhana, ada beberapa perubahan yang diterapkan pada tempat ini.

Baik semasa pengelolaan Pollok, setelah kepergian sang suami, hingga saat dikelola secara penuh oleh pihak pemerintah.


Seperti hadirnya patung setengah badan Le Mayeur, yang berada di belakang kolam ikan, yang mana patung ini sengaja dipesan oleh Ni Nyoman Pollok untuk mengenang sang suami.

Patung ini terbuat dari batu karang, hasil karya seorang pemahat ternama, I Made Panti.

Ada juga pembangunan Bale Pecanangan, yang mana difungsikan Pollok sebagai ruang untuk menyiapkan sesaji hingga mengajar anak-anak menari dan juga menenun.

Selain itu, ada juga penambahan Pelinggih Penyawangan Pura Kahyangan, Pelinggih Ratu Segara, Pelinggih Dalem Peed, Ratu Gede hingga loket karcis, yang semua ini dilakukan oleh Pollok.

Keponakan Ni Nyoman Pollok, I Nyoman Narka pun turut memberikan sumbangan.

Yakni pembuatan patung Pollok yang disandingkan tepat di sebelah patung sang suami, Adrien Jean Le Mayeur De Merpres.

Kemudian dari pihak pemerintah sendiri, antara lain membangun Gedung Laboratorium dan Rumah Jaga.

Ada pun rehabilitasi terhadap gedung lama yang masih beratap alang-alang dan berlantai tegel.

Yang kemudian diganti dan dibenahi dengan atap sirap dan lantai keramik.

Ditambah lagi, pembenahan dilakukan pada bagian gudang, jalan setapak, dapur dan tempat duduk-duduk di area halaman.

Meski cenderung sepi dibandingkan area pantai yang berada tepat di depannya, namun menurut Warjana, tempat ini masih cukup sering dikunjungi, walaupun lebih banyak oleh wisatawan asing.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas