Inilah Empat Penganan Ringan Pendamping Kopi Warga Garut
Warga Kabupaten Garut pun memiliki tradisi dalam menikmati kopi.
Editor: Mohamad Yoenus
"Rasa burayot yang sangat legit dan manis cocok menjadi pendamping kopi hitam yang cukup pahit. Penganan ini pun membuat penikmatnya lebih kenyang saat minum kopi," kata Dodo, Head Cook Kedai Djawara.
Di Kedai Djawara yang terletak di sebelah Swiss van Java ini, secangkir Kopi Boehoen disajikan dengan dua burayot.
Harga secangkir Kopi Boehoen ini Rp 10 ribu, diberikan bersama dua burayot secara gratis.
Tidak hanya burayot, warga Garut memiliki penganan karamel favorit lainnya, yakni cimplung.
Cimplung.
Penganan gorengan ini merupakan olahan tepung tapioka dengan irisan daging kelapa dan berbalut karamel gula merah.
Rasa cimplung yang sangat manis dan gurih menjadikannya cocok disajikan bersama kopi hitam.
Rasa kopi hitam yang pahit dan kuat dilembutkan dengan rasa manis dan gurih dari cimplung.
Bersama segelas kopi, dua cimplung dibanderol Rp 5 ribu di kawasan Garutkota.
Di belahan lainnya, kawasan selatan Kabupaten Garut memiliki komoditas utama di bidang pertanian, yakni pisang.
Maka tidak salah jika warga selatan Garut ini sangat menyenangi penganan pisang goreng.
Nampaknya tidak hanya warga selatan Garut, warga perkotaan dan utara Garut pun nampaknya gemar menjadikan pisang goreng sebagai pendamping minuman kopi saat pagi atau sore hari.
Menu ini biasa disajikan di warung-warung gorengan.
Pisang goreng.
Di sebuah warung di Desa Mekarsari di Kecamatan Cibalong contohnya, segelas kopi disajikan dengan dua pisang goreng. Hidangan ini dihargai sebesar Rp 3 ribu.
Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang melimpah. Hal ini ditambah oleh hasil kreasi kuliner yang dibawa bangsa pendatang. Maka tidak salah jika setiap daerah, kecamatan, atau bahkan desa, memiliki penganan pendamping kopi favorit yang masing-masing.
Jadi, apakah panganan pendamping kopi favorit Anda?