Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Istana Kesultanan Bima, Ada Ruangan Khusus untuk Makhluk Halus di Tempat Ini

Museum ini menyimpan banyak informasi historis tentang Bima di masa lampau dan kisah Presiden Soekarno yang pernah dua kali berkunjung ke sana.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Istana Kesultanan Bima, Ada Ruangan Khusus untuk Makhluk Halus di Tempat Ini
Kompas.com/Andri donnal
Kompleks Istana Kesultanan Bima atau Museum Asi Mbojo di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. 

"Pak Soekarno dulu tidur di sini. Beliau dekat sekali dengan Sultan. Soekarno juga dulu itu berguru kepada Sultan," tambah Syarifuddin.

Tidak ada bagian dari kamar Soekarno yang diubah sedikit pun, kecuali beberapa bagian yang dicat ulang sesuai dengan warna aslinya.

Soekarno pernah dua kali menginap di kamar tersebut yang diperkirakan dulunya merupakan kamar anak pria, yakni tahun 1933 dan 1950.

Ada sebuah ruangan lain yang juga sering dikunjungi oleh sultan, yakni ruangan untuk makhluk halus yang dulunya dipelihara oleh sultan.

Ruangan itu ada di dekat ruang keterampilan dan ditutupi oleh pintu kayu dorong.

Menurut Syarifuddin, dulunya, ruangan itu juga digunakan Sultan Salahuddin untuk menghukum mati para musuh-musuh maupun tawanan Kesultanan Bima.

Ruangan tersebut ada di atap atau loteng istana. Ada satu jendela yang terpampang di atas seberang ruang tersebut, dan dua ruangan yang dibatasi oleh kayu di sebelah kiri dan kanannya.

Berita Rekomendasi

Di sana, ada kelelawar yang dibiarkan hidup liar.

Penjaga dan pengelola museum di sana tidak ada yang berani mengubah apa pun dari ruangan tersebut karena mereka percaya makhluk halus milik Sultan Salahuddin masih ada.

"Di sini kita tetap bersihkan, dipel sama disapu. Tapi di dua ruangan di dalam itu tidak kita apa-apakan," jelas Syarifuddin.

Ada sebuah tangga kecil di tengah ruangan tersebut yang mengarah ke lantai bawah.

Sesampainya di bawah, wisatawan bisa melihat dua buah mesin listrik asal Belanda yang sampai saat ini masih digunakan.

Wisatawan bisa melihat banyak foto yang diambil oleh orang Belanda tentang kegiatan Kesultanan Bima saat awal-awal berdiri.

Selain foto, ada peralatan berkebun, beternak, dan peralatan perang yang dipajang dalam lemari berkaca.

Sebelum keluar dari istana, ada lambang burung garuda berkepala dua yang menjadi simbol Kesultanan Bima.

Konon, karena kedekatan Soekarno dengan Sultan Salahuddin, orang Bima menebak kalau lambang Burung Garuda yang ada sekarang terinspirasi dari lambang burung garuda di Bima.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas