Sensasi Krenyes Sate Kijang Banjarmasin, Aromanya hingga ke Rongga Hidung
Bedanya, ada pada rasa dan tekstur dagingnya. Rasanya sangat jauh berbeda dengan sate ayam atau kambing.
Editor: Mohamad Yoenus
Secara kombinasi bumbu, ujar penjualnya, Ko Ing alias Abdul Hadi, tak jauh berbeda dengan sate ayam atau kambing.
"Cuma komposisinya saja lebih banyak. Ada bawang, kacang dan lombok, dan sebagainya," urainya.
Menyantapnya, bisa dengan nasi atau lontong.
Sate kijang.
Seporsinya dibanderol Rp 60.000 untuk 10 tusuk.
Kalau ditambah nasi atau lontong, tinggal tambah bayar Rp 5.000.
"Sate kijang ini beda kan rasanya dari sate ayam atau kambing? Apalagi kalau kijangnya itu baru ditangkap terus disembelih lalu diolah jadi sate. Wah, rasanya makin nikmat, segar sekali," katanya.
Untuk harganya memang tergolong mahal.
Wajar saja, karena bahan utamanya yaitu kijang memang agak susah dicari.
Dia biasanya memasoknya dari langganannya yang biasa mengantarkan daging ini ke rumah makannya.
"Mereka itu mendapatkan kijangnya dari hutan-hutan di Kalimantan ini. Setahu saya ada yang tangkapan dari hutan di Kapuas, Kalimantan Tengah. Selebihnya, saya kurang tahu," ujarnya.
Dia menjual sate ini sudah lama, sejak 1990. Pelanggannya pun cukup banyak.
Tak hanya warga Banjarmasin, namun juga turis dari daerah lain seperti dari Solo, Yogyakarta, dan Bandung.
Sate kijang.
Tak hanya itu, para selebriti ternama juga kerap makan sate kijang di sini.
Misalnya, musisi Ahmad Dhani, penyanyi Pinkan Mambo dan grup band /rif.