Di Kabupaten Muba Sumsel Tanah Ini Biasa Dimakan
Sudah sejak lama warga setempat meyakini tanah tersebut mengandung khasiat dan bisa menjadi obat untuk bermacam penyakit.
Editor: Mohamad Yoenus
"Waktu itu luput dari pantauan media. Saya sendiri ikut menggali bersama enam orang menggunakan sekop dan kami menemukan beberapa benda seperti kendi, keris dan sebagainya."
"Barang temuan itu, di bawa oleh tim itu. Saya menemukan batu bata yang tersusun rapi seperti sebuah bangunan, tapi sampai saat ini belum ada tindaklanjut," kata Mulyadi.
Peninggalan Anak Durhaka
Tanah Tanampo tidak terlepas dari ceritanya yang panjang. Cerita asal muasal tanah ini hampir sama dengan Malin Kundang (di Sumatera Barat).
Konon, ada seorang pemuda bernama Dempo Awang.
Sekitar tahun 18.00-an, Dempo Awang merantau ke Palembang menumpang sebuah kapal.
Di Palembang dia berkenalan dengan anak Ginde yang kemudian memberinya modal untuk berjualan.
Pada akhirnya, dia juga menikahi anak Ginde yang memiliki paras cantik jelita, dengan sebutan Putri Ginde.
Beberapa tahun kemudian, Dempo Awang diajak istrinya jalan-jalan menyusuri Sungai Musi menggunakan kapal pribadi yang disebut Kapal Rejong.
Saat melintas di Desa Telukkijing, kapal bermuatan beras, ketan, gandum, dan kebutuhan pokok lainnya itu tiba-tiba rusak.
Dengan berat hati, Dempo Awang yang tahu desa itu tanah kelahirannya pun terpaksa menepi.
Mendengar kabar anaknya pulang dan telah menjadi saudagar kaya, dengan bergegas ibu Dempo Awang menyambutnya.
Sang ibu mendatangi kapal di tepi Sungai Musi. Sayang, meski tahu itu ibunya, Dempo Awang tak mau mengakuinya.
Singkat cerita, sambil menangis sang ibu berdoa jika memang Dempo Awang benar anaknya, dia mohon Tuhan memberikan hukuman.