Masjid Jami Al Anwar, Masjid Tertua di Lampung, Terdapat Meriam Belanda
Bangunan ini saksi sejarah perjuangan masyarakat Lampung yang sudah berdiri sejak abad 19, yaitu 1839 dan masih kokoh hingga melebihi satu abad.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Siang itu matahari kokoh di singgasananya. Sinarnya lembut menmbus kaca jendela Masjid Jami Al Anwar.
Cahayanya yang hangat menemani jemaah menunaikan salat dzuhur yang telah memasuki waktunya kala itu.
Masjid Jami' Al Anwar adalah sebuah kebanggan masyarakat Lampung.
Bangunan ini saksi sejarah perjuangan masyarakat Lampung yang sudah berdiri sejak abad 19, yaitu 1839 dan masih kokoh hingga melebihi satu abad.
Belum lama ini, masjid yang berada di Jalan Laksamana Malahayati Nomor 100 Telukbetung itu baru berbenah.
Meriam di Masjid Jami' Al Anwar, Lampung. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Pemerintah Provinsi Lampung membenahi sisi atap yang sebelumnya bocor.
"Hayya 'alas salah," kumandang muadzin mengajak muslim segera menunaikan shalat.
Seiring panggilan tersebut, puluhan jemaah yang berasal dari masyarakat atau pegawai sekitar masjid mulai berdatangan meramaikan masjid.
"Di Ramadan tidak banyak aktivitas yang berubah seperti hari biasa," ungkap seorang pengurus masjid Jami Al Anwar sesaat sebelum dzuhur tiba, beberapa waktu lalu.
"Alhamdulillah ramai, kalau untuk lima waktu pasti, ditambah buka puasa dan tarawih," lanjut pria yang mengenalkan dirinya bernama Rusdi.
Duduk bersila di bawah salah satu dari enam tiang penyokong masjid tertua di Provinsi Lampung ini, pria paruh baya tersebut dengan penuh keakraban menceritakan kondisi akhir masjid yang ada di Jalan Laksamana Malahayati Teleuk Betung Selatan itu.
Menggunakan dana dari pemerintah Provinsi Lampung, masjid yang konon pembangunannya dimotori seorang ulama keturunan Kesultanan Bone, Sulawesi Selatan bernama Muhammad Saleh bin Karaeng ini direnovasi pada bagian atapnya.
Menara Masjid Jami Al Anwar Lampung. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Rusdi menyampaikan, selama ini atap masjid menjadi masalah yang belum terselesaikan dan menyita tenaga pengurus masjid