Masjid Jami Al Anwar, Masjid Tertua di Lampung, Terdapat Meriam Belanda
Bangunan ini saksi sejarah perjuangan masyarakat Lampung yang sudah berdiri sejak abad 19, yaitu 1839 dan masih kokoh hingga melebihi satu abad.
Editor: Mohamad Yoenus
"Saya sempat melihat pemugaran tahun 1962 dan terus berkembang hingga kini. Namun, ciri khas berupa tiang penyangga sebanyak enam buah, dan masing-masing setinggi delapan meter masih tetap utuh dipertahankan," kata pria yang mengetahui banyak sejarah bangunan di Lampung.
Setelah pemugaran pertama tahun 1962, Masjid Al Anwar kembali mengalami beberapa kali perbaikan, yakni pada 1994 dan 1997.
Masjid yang berukuran sekitar 30x35 meter ini mampu menampung lebih dari 2.000 jemaah.
Pada masa pemugaran pertama, telah dibangun menara. Pada 1994, menara masjid ini mengalami perubahan menjadi 26 meter.
Selain sarat sejarah dan merupakan bangunan cagar budaya, Masjid Jami Al Anwar juga menyimpan benda peninggalan sejarah berupa meriam peninggalan kolonial Belanda dan naskah kuno.
"Di sana kurang lebih ada 400-an kitab kuno, dan meriam peninggalan zaman penjajahan Belanda yang terletak di halaman depan masjid ini," kata dia.
Kemashuran Masjid Jami' Al Anwar bukan hanya di seantero masyarakat Lampung.
Beberapa kali stasiun televisi nasional menyiarkan pemberitaan mengenai keberadaan masjid tertua di Lampung ini.
"Terakhir saat ramadan beberapa tahun silam, waktu itu Zurayda Salim liputan ke lapangan untuk acara Ramadan di RCTI," katanya.