Kecamatan Pedamaran Sumsel, Berjuluk Kota Tikar
Pedamaran terdiri dari 14 desa dan 8 di antaranya merupakan pusat kerajinan tikar.
Editor: Mohamad Yoenus
Baru setelah proses pewarnaan selesai, purun siap untuk dianyam.
Proses pertama dalam menganyam tikar dengan sebutan netar (membariskan satu persatu purun).
Setelah jumlah purun telah dirasa cukup untuk membuat satu helai tikar maka proses menganyam bisa dilanjutkan.
Setidaknya butuh waktu lima-enam jam untuk menyelesaikan satu anyaman tikar.
Biasanya orang Pedamaran dalam kurun sehari bisa menyelesaikan 2-3 tikar.
Tradisi orang Pedamaran dalam membuat tikar biasanya dilakukan beramai-ramai.
Tempat membuat tikar sendiri di dalam tempat tinggal warga sendiri.
Biasanya untuk satu rumah bisa mencapai lima-enam orang. Istilahnya sendiri lebih akrab dengan sebutan Berambak.
Tujuannya Berambak supaya aktivitas menganyam tidak begitu terasa. Karena biasanya sambil nginco (ngobrol) satu sama yang lainya.
Adapun motif tikar yang dihasilkan seperti tikar jalur (begaris), Sisek Salak (warna warni), motif kotak.
Motif jalur atau begaris membentuk bermotif gambar silang kedua sisi tikar.
Motif sisek salak bewarna warni merah kuning dan biru. Sedangkan motif kotak membentuk kotak-kota kecil di dalam tikar.
Untuk motif sisek salak dan kotak dihargai Rp 35 ribu per helai. Sedangkan motif jalu atau begaris hanya dihargai Rp 15 ribu per helai.
Pemasaran tikar Pedamaran sudah merambah di kota besar seperti Palembang, dan Jabodetabek.