Rumah Makan Muslim di Tiongkok Ini Sediakan Makanan Halal, Tapi Jangan Kaget Kalau Ada Banyak Bir
Siapa bilang cari makanan halal di Tiongkok itu susah? Banyak kok rumah makan yang jual makanan halal. Tapi, di dalamnnya juga banyak tersedia bir!
Editor: Agung Budi Santoso
Rasa rempahnya hampir sama rempah di Turki. Berbeda dengan sate di Indonesia, sate di Tiongkok potongan dagingnya besar.
Satu tusuk bisa 2-3 kali suapan. Tusukannya saja besar dan panjang. Tusukannya ada yang dari besi ada juga yang dari kayu. Dijualnya juga satu tusukan, bukan per porsi sepuluh tusuk.
Kebanyakan orang lokal makan sate ini bukan ditemani nasi.
Mereka lebih suka dengan roti, baik roti biasa maupun roti mantou yang dibakar. Biasa juga makan tanpa teman makanan lain atau digado.
Sate biasa menjadi favorit saat santap malam bersama teman atau keluarga. Saat KompasTravel mencicipi sate ini, rasanya lebih sebagai steak daging.
Penggemar restoran Muslim bukan hanya para Muslim atau turis Muslim. Masyarakat lokal yang non Muslim banyak yang gemar makan di restoran Muslim.
Mereka datang dan memilih makan di restoran Muslim karena rasanya yang enak dan berbeda dengan restoran pada umumnya. Rasa makanannya lebih kuat aroma rempah timur tengah yang memang tidak terlalu asing di lidah mereka.
Restoran Muslim juga dikenal murah. Berbagai menu yang sama bisa 3-5 Yuan lebih murah dibanding retoran lainnya atau sekitar Rp 6.000 – Rp 10.000.
Daging kambing bakar di Wangfujing, Beijing.
Jangan terlalu kaget juga, restoran Muslim di Tiongkok banyak yang menyediakan bir, terutama bir buatan pabrik lokal.
Ini memang bagian dari budaya lokal yaitu sehabis makan kemudian minum bir.
Namun bukan minuman alkohol lainnya yang mudah ditemui di restoran umumnya. Di sini hanya bir saja. Makanya bagi para pelancong Muslim, jangan takut kesulitan makan di Tiongkok.
Asal mau jalan mencari dan mencari tahu, tidak sulit kok menemukan restoran Muslim di sana. Bahkan lebih seru karena menawarkan menu yang berbeda dari restoran lainnya. (Fira Abdurachman)