Masjid Termegah di Kaltim, 9 Tahun Tak Bernama dan Melewati 3 Presiden
Masjid ini merupakan terbesar kedua setelah Istiqlal Jakarta, yang pembangunannya menghabiskan Rp 650 miliar.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Christoper Desmawangga
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Masjid Baitul Muttaqin atau yang akrab disebut Islamic Center merupakan masjid terbesar kedua di Indonesia setelah masjid Istiqlal, Jakarta.
Namun masjid megah yang mengadopsi gaya dari tiga negara tersebut, sempat tidak memiliki nama selama kurang lebih sembilan tahun.
Pada saat itu masyarakat hanya menyebut masjid tersebut dengan nama Islamic Center.
Masjid dengan luas 43.500 meter persegi ini memperoleh nama setelah Pemprov Kaltim mengadakan sayembara pemberian nama untuk masjid yang bisa menampung 43.000 jemaah itu.
Akhirnya, pada 2014 masjid tersebut diberi nama Baitul Muttaqin, yang artinya rumah orang-orang yang bertakwa.
Sejak difungsikan pada tahun 2005, nama masjid ini diresmikan oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin di Balikpapan.
Pembangunan masjid tersebut dilakukan sejak 2001 dengan biaya pembangunan mencapai Rp 650 miliar dari kas Pemprov Kaltim.
Awang Darma Bhakti, kepala pengelola Islamic Center menjelaskan, masjid ini merupakan ide Gubernur Kaltim pada waktu itu, Suwarna Abdul Fatah.
Ide tersebut muncul setelah Suwarna menjalankan ibadah umrah.
Ketika itu Suwarna berada di Masjid Nabawi Madinah Al Munawwarah, saat itu pula dirinya berniat untuk mempersembahkan karya monumental untuk rakyat Kaltim agar bisa dirasakan oleh generasi hingga ratusan tahun mendatang.
"Ide itu dari Pak Suwarna untuk membuat masjid besar di Kaltim. Setelah beliau pulang umrah, langsung beliau perintahkan segenap jajaran di pemprov untuk membangun masjid," ujarnya.
Akhirnya, Awang Darma Bhakti yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala PU Kaltim berangkat ke tiga negara untuk melakukan survei terhadap konsep pembangunan masjid tersebut.
Dipilihlah Malaysia, Turki, dan Arab Saudi.