Batu Kinyang dan Satam, Akik Khas Bangka Belitung, Pernah Dipakai Presiden Jokowi dan Istri
Batu ini setelah diolah terlihat bening dengan corak dan warna yang beragam. Sebutan batu kinyang tergantung dari corak, warna, dan bahan di dalamnya
Editor: Malvyandie Haryadi
Ini adalah sebagian sebutan batu kinyang. Karena tak jarang, warga lokal menemukan bongkahan batu kinyang dan setelah diasah warnanya bening kehijau-hijauan.
Jenis ini biasanya disebut kinyang lumut karena warnanya hijau seperti lumut.
Kinyang mengkilap seperti kaca, mengandung formula kimia silikon dioksida (SiO2) dan sistim kristal heksagonal dengan tingkat kekerasan 6-7 skala mohs.
Termasuk batuan jenis chalcedony, bercorak dan warna yang indah.
Berbagai pelosok Pulau Bangka dan Pulau Belitung, banyak toko-toko yang menyediakan batu kinyang.
Harganya mulai dari Rp 50 ribu sampai jutaan rupiah.
Jika ingin mencari untuk oleh-oleh atau koleksi, dapat mengunjungi Toko Mutiara Silver di lantai dua Bangka Trade Center, Pangkalpinang.
Lokasi lainnya, coba saja ke Rio Gemstone di Jalan Muntok Kampung Keramat Pangkalpinang dan Ari Gemstone di Jalan Masjid Jamik Pangkalpinang.
Agar tidak tertipu, pelajari dulu banyak hal tentang batu kinyang, bisa melalui internet atau bertanya dari orang yang paham batu.
Batu kinyang yang asli, meski terlihat bening namun mengandung serat batu.
Batu Satam
Batu satam (Billitonite) termasuk batu yang sangat langka karena berasal dari pecahan meteor dengan lapisan bumi yang mengandung timah ratusan ribu tahun lalu.
Di dunia, pecahan ini hanya ada di Australia, Cekoslovakia, Arab dan Indonesia khususnya Pulau Belitung.
Kolaborasi batu meteor dan timah ini membentuk batu warna hitam dengan urat-urat yang khas sehingga disebut batu satam.