Batu Kinyang dan Satam, Akik Khas Bangka Belitung, Pernah Dipakai Presiden Jokowi dan Istri
Batu ini setelah diolah terlihat bening dengan corak dan warna yang beragam. Sebutan batu kinyang tergantung dari corak, warna, dan bahan di dalamnya
Editor: Malvyandie Haryadi
Batu satam menjadi ciri khas Pulau Belitung. Wisatawan yang berkunjung ke Belitung, biasanya membawa oleh-oleh batu satam ini.
Hati-hati jangan sampai tertipu batu satam aspal (asli tapi palsu). Ada juga pedagang nakal yang membuat satam palsu dari campuran aspal.
Di toko-toko cinderamata di Belitung, satam mudah ditemukan. Silakan memilih batu yang pas dan cocok di hati. Tawarlah dengan harga yang wajar dan jangan lupa, kenali keasliannya.
Satam asli memiliki guratan terutama berbentuk besar, meski ada yang tanpa guratan untuk satam ukuran kecil.
Warna satam mengkilap dan satam yang tipis bila disenter berwarna cincau.
Tersebar di Pertambangan
Baik batu satam maupun batu kinyang, umumnya diperoleh dari kegiatan penambangan pasir timah di daerah ini.
Secara tidak sengaja ditemukan para penambang, lalu dijadikan batu hiasan yang bernilai jual.
Sebelum batu akik booming di Indonesia, bahan batu kinyang tidak populer dan dibuang begitu saja.
Padahal, sejak bertahun-tahun lalu, warga dari Malaysia, China dan Thailand sudah memanfaatkan batu kinyang sebagai hiasan.
Batu kinyang dapat ditemukan di banyak tempat di Bangka dan Belitung. Hanya saja, tidak semua batu memiliki corak, serat dan warna yang bagus.