Hutan Pelawan Bangka Belitung, Konon Tempat Ini Menyimpan Madu dan Jamur Termahal di Indonesia
Madu pelawan sangat khas karena hanya ada di rerimbunan kayu pelawan. Untuk memperolehnya pun tidak mudah.
Editor: Malvyandie Haryadi
Di dalam dulang tersedia nasi, lempah kulat, ikan lempah kuning, sambal terasi, lalapan, lempah umbut pisang atau kelapa. Dijamin rasanya berada di kawasan sawah perdesaan nan tenang dan asri.
Banyak orang yang jatuh cinta setelah mencicipi madu pelawan.
Tak kurang dari Wakil Presiden RI Boediono, Raja Dangdut Rhoma Irama, pejabat pemerintahan, hingga artis.
Popularitas madu Pelawan tak lepas dari perjuangan masyarakat Desa Namang mempertahankan kelestarian hutan lindung desa yang biasa disebut warga sebagai hutan Pelawan.
Menurut Kepala Desa Namang, Zaiwan, banyak wisatawan, artis dan tokoh pemerintahan tertarik datang berkunjung ke hutan Pelawan dan Desa Namang.
Pasalnya, mereka mendapat kabar bahwa jamur dan madu di desa ini memiliki harga termahal di Indonesia versi Kementerian Kehutanan dan IPB.
Saat ini satu kilogram jamur Pelawan bisa dijual hingga mencapai harga Rp 1,3 juta. Sedangkan sebotol kecil madu Pelawan laku seharga Rp 250.000.
Wartawan dari Amerika dan Jepang ada yang begitu penasaran mendatangi hutan Pelawan dan melihat langsung kondisi hutan lindung Desa Namang yang menghasilkan jamur dan madu terkenal itu.
"Hutan Pelawan sering dijadikan tempat penelitian berbagai universitas, seperti UGM, ITB, UBB dan banyak lagi lainnya," Imbuh Zaiwan.
Setelah berhasil menjaga hutan Pelawan, Zaiwan dan warga Desa Namang saat ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan jamur dan madu Pelawan sebagai komoditi andalan desa.
Dua komoditas hasil hutan Pelawan ini juga diangkat menjadi salah satu ikon Kabupaten Bangka Tengah.