Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasar Siallagan, Pulau Samosir: Pusat Oleh-oleh, Mulai Pajangan Cicak, Ulos hingga Kalender Batak

Pasar Tomok dan Pasar Siallagan yang berada di Pulau Samosir ini adalah kawasan wisata yang paling ramai dikunjungi wisatawan jika ke Danau Toba.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pasar Siallagan, Pulau Samosir: Pusat Oleh-oleh, Mulai Pajangan Cicak, Ulos hingga Kalender Batak
Tribun Medan/Silfa Humairah
Anek oleh-oleh khas Batak di Pasar Siallagan, Pulau Samosir, Sumatera Utara. 

Laporan wartawan Tribun Medan/Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM, SAMOSIR - Wisata ke Samosir tidak lengkap rasanya kalau tidak ke Pusat Perbelanjaan Tomok di Desa Tomok Samosir atau Pasar Siallagan.

Di tempat ini, para wisatawan dapat memborong cindramata khas Batak.

oleh-oleh
Pasar Siallagan.  (Tribun Medan/Silfa)

Pasar Tomok dan Pasar Siallagan yang berada di Pulau Samosir ini adalah kawasan wisata yang paling ramai dikunjungi wisatawan jika ke Danau Toba.

Begitu kapal wisatawan menepi, maka pengunjung disambut dengan keramaian khas daerah wisata. Kios-kios berjejer menawarkan cinderamata bertuliskan Lake Toba.

Pakaian dengan gambar Danau Toba, aksesoris gelang kayu dan batu, serta dekorasi khas Batak juga lengkap tersedia di sana.

Ada pula cendramata yang menjadi khas suku Batak yakni gantungan kayu ukiran rumah adat Batak, dan ukiran cicak kayu.

Berita Rekomendasi

Abean, pedagang di kawasan Tomok, menuturkan, Pasar Tomok bukan hanya menawarkan souvenir berupa baju, aneka dan gelang pernak-pernik pajangan.

Tapi juga cendramata khas Batak seperti ukiran cicak dari kayu dan ukiran rumah adat khas Batak dan kalender Batak serta ulos untuk mengangkat budaya Batak.

"Pajangan cicak merupakan simbol keberadaan masyarakat Batak yang bisa berbaur dimana saja dengan kondisi apa saja seperti halnya binatang cicak," katanya.

Menurutnya, ada juga cendramata yang tak kalah menarik perhatian dan cuman ada di suku Batak, yaitu kalender khas Batak.

"Kalender Batak terbuat dari kayu, yang terdiri dari 12 bilah panjang yang menunjukkan bulan.

Di kalender tersebut semua bulan punya 30 hari dan tidak dilambangkan dengan angka.

"Untuk menunjukkan hari tidak tertera tanggal, tapi lebih ke simbol-simbol seperti garis panjang, buah-buahan, garis melintang. Kalender Batak itu dulunya sering digunakan untuk melihat hari baik bagi penentuan acara-acara besar," katanya.

Sementara itu, Nurul Sayati, pengunjung, menuturkan barang-barang ditawarkan di pusat perbelanjaan cendramata Tomok dan Siallagan cukup beragam. "Intinya pandai-pandai menawar.

Berbelanja di sini bikin wisatawan terkejut kalau gak pandai nawar. Kebanyakan harga dibuka lumayan mahal. Kalau wisatawan mau nawar bisa langsung setengah harga, ataupun lebih," katanya.

Ia pun menuturkan memborong beberapa cendramata cicak dan pajangan rumah adat dan kalender Batak.

"Awalnya pedagang tawarkan harga Rp 100 ribu per cendramata, tapi saya tawar Rp 35 ribu dan dikasih oleh pedagangnya. Kebetulan saya juga borong baju dengan bacaan Lake Toba 5 potong dengan harga Rp 25 ribu per potongnya. Jadi dikasih banyak korting karena memborong," katanya.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas