Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pulau Nasi, Sensasi Pantai Pribadi dari Ujung Barat Negeri

Pulau ini dihuni oleh pendatang dari daratan Aceh yang berdiam di Pulau Sumatera maupun dari pulau kecil di sekitarnya.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Pulau Nasi, Sensasi Pantai Pribadi dari Ujung Barat Negeri
Foto-foto Dok Herli Nurdiansyah
Pulau Nasi, di Kecamatan Pulau Aceh Kabupaten Aceh Besar. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Ujung barat Pulau Sumatera diapit oleh pulau-pulau kecil yang membentuk gugusan Pulau Aceh.

Salah satunya adalah Pulau Nasi. Pulau ini dihuni oleh pendatang dari daratan Aceh yang berdiam di Pulau Sumatera maupun dari pulau kecil di sekitarnya.

Terletak di wilayah administratif Kecamatan Pulau Aceh Kabupaten Aceh Besar, Pulau Nasi hanya terdiri dari lima desa yaitu Lamteng, Deudap, Rabo, Pasi Janeng ,dan Desa Alue Reuyeueng.

Namun paras menawan Pulau Nasi membuat pengunjung langsung jatuh hati begitu menjejakkan kaki.

Lambaian ombak pantai tiada habisnya menarik biru air laut seakan memanggil-manggil mereka yang memandang dengan decak kagum.

Debur ombak yang menjadi nyanyian Pulau Nasi silih berganti membelai hamparan pasir putih yang dipenuhi jejak-jejak kaki.

BERITA REKOMENDASI

Tidak adanya pengunjung lain membuat kita merasakan sensasi bak pantai milik pribadi.

Pulau Nasi
Pemandangan mantari di Pulau Nasi. 

Lokasi dan transportasi

Pulau Nasi terletak di sebelah barat Pulau Weh (Kota Sabang) dan di sebelah utara Kota Banda Aceh.

Untuk menuju kemari ada dua jenis jasa transportasi laut yang bisa digunakan yaitu boat nelayan dan kapal feri.

Rute pelayaran melalui dermaga Ulee Lheu By di Banda Aceh langsung merapat ke Dermaga Deudap di Pulau Nasi.

Setiap pukul 14.00 WIB saban harinya boat nelayan mengangkut kebutuhan sembako untuk warga lima desa di Pulau Nasi.

Pemilik boat memasang tarif Rp 50 ribu per orang untuk sekali berlayar.

Jika membawa serta kendaraan roda dua, maka anda harus menambah Rp 50 ribu lagi.

Sedangkan jika menggunakan jasa kapal feri, maka anda cukup membayar Rp 19 ribu saja per orang dan Rp 20 ribu untuk kendaraan roda dua.

Namun feri hanya berlayar setiap tiga kali dalam sepekan yaitu Hari Senin, Rabu, dan Jumat. Juga pada pukul 14.00 WIB.

Selain membawa serta penumpang, feri juga berlayar untuk mengangkut sembako dari daratan Aceh ke kawasan kepulauan tersebut.

Perjalanan laut itu memakan waktu sekitar 1,5 jam.

Herly
Berkemah di Pulau Nasi, Aceh Besar.

Tips

Lamanya perjalanan tergantung pada kondisi cuaca saat itu. Demi keamanan tak disarankan berkunjung ke Pulau Nasi pada saat musim penghujan.

Gelombang tinggi akan menyulitkan perjalanan sekaligus bisa membahayakan keselamatan. Untuk itu Tribun Travel merekomendasikan kapal feri sebagai sarana transportasi.

Cuaca cerah membuat perjalanan berkeliling Pulau Nasi menjadi lebih menyenangkan.

Selain itu agar tentu saja tak perlu merasakan perjalanan darat yang belum semuanya tersentuh aspal berubah menjadi medan off road lantaran disiram hujan.

Berhubung Pulau Nasi belum menjadi destinasi wisata, maka untuk kebutuhan makan dan penginapan kita bisa meminta jasa warga setempat dengan harga nego.

Warga yang menjadi ‘tuan rumah’ Pulau Nasi biasanya akan dengan senang hati menerima tawaran tersebut.

“Padahal di sana ada mess milik pemerintah, termasuk di dalamnya cottage hall. Namun tidak dimanfaatkan dan malah terbengkalai,” ujar Herli Nurdiansyah, seorang backpaker menyesalkan.

Destinasi

Pulau Nasi termasuk dalam salah satu favorit backpaker. Herli Nurdiansyah atau yang akrab disapa Ayi pergi menyambangi pulau terpencil, terkecil, dan terluar barat nusantara itu bersama kawan-kawan sesama backpaker.

Mereka memilih untuk berkemah di pinggir pantai. Hanya membutuhkan waktu 2,5 jam menunggangi ‘kuda besi’, anda sudah bisa berkeliling pulau kecil tersebut.

Pulau Nasi
Ombak di Pantai Pulau Nasi, Aceh Besar.

Bagi penggermar surving, maka anda bisa memuaskan hobi di sini. Namun sekali lagi karena belum menjadi destinasi wisata, maka siap-siap memboyong ‘peralatan tempur’ sendiri.

Pun begitu, tempat ini tak hanya dipersembahkan bagi penggemar surving maupun olahraga pantai lainnya.

Pulau Nasi menyimpan kekayaan biota bawah laut di dalamnya. Jenis kerang-kerangan langka hingga lobster yang konon hanya ada di Perairan Simeuleu-Aceh bisa kita jumpai di sini.

Sementara bibir pantainya ditumbuhi jejeran pulau kelapa yang meliuk-liuk memancarkan sekeping eksotisme negeri maritim.

Memburatkan keindahan khas negeri berjuluk ‘Zamrud Khatulistiwa’. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas