Perajin di Ogan Ilir Sulap Tanaman Purun Jadi Beragam Souvenir, Cocok untuk Oleh-oleh
Di tangan para pengrajin di desa ini, tanaman purun disulap menjadi tikar, tas, kipas, sendal dan berbagai macam bentuk kerajinan tangan lainnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Selain itu juga, dari sisi pemasaran kalah dengan produk tikar plastik yang ramai dijual di pasaran.
"Kita mencoba merangkul beberapa orang pengrajin anyaman tikar yang ada di desa Tanjung Atap dengan menggandeng pihak Unsri," katanya, Senin (10/8/2015).
Menurut Karyani, anyaman tikar yang berbahan dasar purun itu dianyam dan dirajut menjadi sebuah hamparan tikar yang berukuran 1,5 x 2,5 meter.
"Selembar tikar diperlukan modal senilai Rp 16 ribu. Sementara setelah barang tersebut sudah jadi, hanya bisa terjual antara Rp 20 ribu- Rp 25 ribu per lembarnya,” katanya.
Kelompok kerajinan yang berjumlah 20 pengrajin ini berusaha hidup dan berkembang dengan tampilan desain-desain baru.
Lembaran tikar tersebut dimodifikasi dan di desain menjadi berbagai produk, baik itu corak, motif, pewarnaan dan lain sebagainya.
Misalnya tas, sendal, sajadah, dompet, kotak tisu, kipas, sandaran kursi, tempat Hp, kotak pensil, mainan kunci dan beragam bentuk kerajinan lainnya.
Harga jual yang ditawarkan dari hasil kerajinan anyaman tikar berbahan dasar purun itu bervariasi.
Satu tas tangan dan tas jinjing perempuan antara Rp 75 ribu - Rp 150 ribu, sajadah Rp 30 ribu, dompet Rp 25 ribu-Rp 45 ribu dan sendal Rp 15 ribu-Rp 20 ribu.
Bagaimana, anda tertarik membeli hasil kerajinan dari purun ini untuk oleh-oleh? Silakan datang ke OI, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kota Palembang.