Nasi Mandi Kambing dan Kufta Kebab, Menu Favorit Warga Timur Tengah di Puncak, Jawa Barat
Nasi mandi teramat khas karena aroma rempah-rempah yang kuat serta ada kacang-kacang dan kapulaga di dalamnya. Nikmatnya juara.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kehadiran keduanya melengkapi sederet restoran Timur Tengah lain yang lebih dulu ada di Puncak.
Di B’tur, Selasa (4/8/2015), Kompas mencicipi sajian mandi dajaj atau nasi mandi dengan daging ayam karena daging kambing saat itu tidak tersedia.
Ah, sayang sekali, padahal dalam pemikiran ini, apa nikmatnya kuliner Timur Tengah tanpa daging ternak yang bersuara mengembik itu.
Selain itu, dipesan juga roti hobus, dan disempurnakan dengan lemonana, sari lemon dengan daun mint.
Ada beberapa paket makanan, seperti paket sosis, salad, kentang goreng, dan minuman virgin mojito yang menyegarkan.
Kedua menu itu merupakan perwakilan kuliner Barat. Lidah ini sedang dipaksa untuk menerima kuliner dari dua kebudayaan yang amat berbeda.
Hasilnya? Sukses, makanan dan minuman amblas masuk perut.
Nasi mandi teramat khas karena aroma rempah-rempah yang kuat serta ada kacang-kacang dan kapulaga di dalamnya. Nikmatnya juara.
Selepas makan siang di B’tur, tiada salahnya menikmati suasana Puncak yang sejuk dan aduhai. Jalan Raya Puncak, Selasa itu, macet.
Kemacetan yang dulu hanya terjadi saat akhir pekan, kini adalah rutinitas harian.
Inilah rezeki sekaligus kutukan bagi Puncak, surga wisata terdekat bagi orang Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Dalam perjalanan turun, ada toko roti Arab Bakery yang mencuri perhatian.
Di toko ini, kita bisa melihat proses pembuatan dan mencicipi tamis besar yang bundar, gurih, dan lembut.
Roti dengan wijen itu dijual satuan utuh senilai Rp 15.000 di toko yang baru beroperasi belum sebulan itu.