Melihat Bali Kecil di Desa Werdhi Agung, Dumoga, Sulawesi Utara, Ada Pura di Tiap Rumah Warga
Sejak letusan gunung Agung di Karangasem Bali tahun 1963, sebanyak 1.352 orang kehilangan tempat tinggal, dan terpaksa hijrah ke Sulawesi Utara.
Editor: Malvyandie Haryadi
Gereja yang dibangun pun tetap bernuansa Bali. Gapura-gapura gereka dibangun dengan ukiran khas Bali.
Pura di desa ini sering dikunjungi warga untuk berfoto-foto. Namun pada saat tertentu pura dalam keadaan terkunci.
Jika ingin berkunjung dan pintu dalam keadaan tertutup, warga melapor dulu pada penjaga pura yang tinggal tak jauh dari pura tersebut.
Desa Werdhi Agung ini berjarak 40 kilometer dari Kota Kotamogabu.
Butuh berkendara sekitar satu jam untuk sampai di lokasi ini.
Jalanan aspal lebar dan bagus akan dilalui menuju desa ini. Kota Kotamobagu sendiri harus ditempuh perjalanan darat selama kurang lebih tiga jam dari Kota Manado.
Di terminal Malalayang Manado, ada angkutan jurusan Kotamobagu.
Turun di terminal Kotamobagu dan bisa naik angkutan umum menuju Dumoga. Desa Werdhi Agung berada di dekat pasar.
Akan mudah menemukan desa ini.
Mengenal lebih dekat kehidupan warga Bali tak harus di Pulau Dewata Bali.
Di Werdhi Agung ini, segala sesuatu dengan warga Bali bisa dijumpai.
Bedanya, di desa ini tak ada pantai yang indah, jutaan turis yang berkeliaran atau objek-objek wisata mendunia seperti di pulau Bali.
Namun kehidupan sosial, budaya, maupun agama, Werdhi Agung telah menggambarkan peradaban orang Bali di negeri ini.