Cabuk Rambak, Kuliner Khas Solo, Berisi Potongan Ketupat yang Gurih, Disajikan di Atas Daun Pisang
Makanan ini disajikan dalam pincuk atau wadah dari daun pisang yang dilipat sedemikian rupa menggunakan lidi.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rika Irawati
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Satu lagi kuliner tradisional Solo yang tak boleh dilewatkan saat Anda berkunjung ke Kota Bengawan. Cabuk rambak, namanya.
Kuliner satu ini termasuk kudapan karena menyantap seporsi makanan tersebut tak begitu mengenyangkan.
Penampilannya pun sederhana, hanya berupa potongan ketupat dan saus berwarna kecokelatan yang berasa gurih.
Temu, pedagang cabuk rambak di belakang Stadion Manahan Solo. (Tribun Jateng/Rika Irawati)
"Sausnya dibuat dari wijen putih dan kelapa sehingga rasanya gurih," ungkap Temu (45), pedagang cabuk rambak di Solo.
Biasanya, cabuk rambak dijual keliling kampung menggunakan tenggok atau keranjang dari bambu yang digendong.
Makanan ini disajikan dalam pincuk atau wadah dari daun pisang yang dilipat sedemikian rupa menggunakan lidi.
Satu porsi, hanya berisi tak lebih dari 15 iris kecil-kecil atau separo ketupat. Kemudian, masing-masing diberi saus yang sedikit kental.
karak pelengkap cabuk rambak. (Tribun Jateng/Rika Irawati)
Ditambah, sedikit campuran wijen, kelapa dan gula merah kering.
Itu sebabnya, selain gurih, cabuk rambak sedikit memiliki sensasi rasa manis juga beraroma daun jeruk.
Sebagai pelengkap, makanan ini disajikan bersama karak atau kerupuk yang terbuat dari adonan nasi dan air bleng atau belerang.
"Bumbunya begitu terasa. Saya menyukainya sejak kecil," ungkap Yunike, travel bloger asal Solo.
Yunike mengaku, belum pernah menemukan makanan serupa di daerah lain.
Saat pulang ke kampung halaman di Solo, dia berusaha mencari makanan yang juga bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional ini.
Adonan cabuk rambak. (Tribun Jateng/Rika Irawati)
Selain dijual keliling dan dipasar-pasar tradisional, Anda bisa menemukan cabuk rambak di pusat kuliner Gladag Langen Bogan (Galabo) saat malam atau di deretan shelter bagian timur di belakang Stadion Manahan Solo.
Harga seporsi cabuk rambak tak lebih dari Rp 5.000. (*)