Wedang Asle Khas Solo: Potongan Agar dan Roti yang Disiram Santan Gurih, Rasanya Bikin Kangen
Meski berlabel wedang, minuman ini tidak disajikan dalam gelas melainkan mangkuk kecil. Cara minumnya pun disendok menggunakan sendok bebek
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rika Irawati
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Minuman tradisional tak hanya enak dinikmati tetapi juga selalu menghadirkan rasa kangen.
Di antaranya adalah wedang asle yang bisa ditemukan di Solo.
Menikmati wedang asle di belakang Stadion Manahan, Solo. (Tribun Jateng/Rika Irawati)
Meski berlabel wedang, minuman ini tidak disajikan dalam gelas melainkan mangkuk kecil. Cara minumnya pun disendok menggunakan sendok bebek (sendok pipih).
Wedang asle terbuat dari ketan putih yang berasa sedikit manis, potongan agar-agar, juga irisan roti tawar dan sedikit gula pasir.
Sebelum disajikan, pedagang akan mengguyur bahan-bahan tersebut dengan santan hangat yang gurih.
"Wedang asle ini sebenarnya dari Malang (Jawa Timur) tapi malah populer di Solo. Kalau di Madiun (Jawa Timur) lebih dikenal sebagai cemoe," ungkap Widodo, pedagang wedang asle di shelter belakang Stadion Manahan Solo.
Seperti ciri wedang lain, wedang asle disajikan hangat.
Itu sebabnya, Widodo meletakkan panci tempat santan di atas bara arang agar kehangatannya selalu terjaga.
Potongan roti yang jadi pelengkap wedang asle. (Tribun Jateng/Rika Irawati)
Menurut Widodo, wedang asle dulunya dijual secara keliling menggunanakan gerobak.
Itu pula yang pernah dia lakukan 30 tahun lalu sebelum akhirnya memilih tempat di kawasan Manahan.
Saat terjadi penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tersebut, dia dan puluhan pedagang lain diberi tempat di shelter belakang Stadion Manahan Solo.
Setiap hari, Widodo menjual wedang asle sejak pagi hingga malam.