Bubur Khas Bali Berisi Sayur Urap, Mi, Suwiran Ayam dan Kaldu Betutu, Hanya Ada di Bedugul
Bubur khas Bali ini memiliki keunikan tersendiri, yakni hadir dengan topping berupa sayur urap, mie, kuah ayam betutu, dan suwiran ayam.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Bali, Cisilia Agustina Siahaan
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Bicara kuliner, khususnya kuliner tradisional memang tidak ada habisnya.
Pulau Dewata yang menjadi pintu gerbang para wisatawan asing ke Indonesia, memiliki kuliner tradisional yang masih "dilestarikan" hingga kini, salah satunya: bubur.
Bubur Bali. (Tribun Bali/Cisilia)
Setiap daerah di Indonesia memiliki jenis berbeda untuk street food satu ini, begitu juga dengan di Bali.
Berbeda dari bubur ayam yang ada di Jawa, di sini masyarakat lokal menyebutnya dengan Bubur Bali.
Jenis bubur khas Bali satu ini memiliki keunikan tersendiri, yakni hadir dengan topping berupa sayur urap, mie, kuah ayam betutu, dan suwiran ayam serta potongan hati ayam.
Dinikmatinya pun harus dengan cara dicampur keseluruhan.
Rasanya pun cukup gurih, sangat berbeda dari bubur ayam biasa.
Disajikannya di atas daun pisang sehingga memberikan aroma tersendiri.
Keberadaaannya pun sudah tidak sebanyak dulu.
Namun, di beberapa pasar tradisional, khususnya, Bubur Bali ini dapat ditemukan.
Selain bubur bali, di tempat ini juga terdapat bubur bakso. (Tribun Bali/Cisilia)
Satu di antaranya dapat ditemukan di Pasar Baturiti, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali.
Jika ingin menuju Bedugul, dalam perjalanan bisa singgah sejenak di pasar ini dan menikmati seporsi Bubur Bali dengan harga Rp 3.000 saja.