Es Pokat Kocok Bu Lia, Medan, Demi Menikmatinya, Anda Harus Ambil Nomor Antrean
Untuk membeli es ini, Anda harus rela mengantre, dan mengambil nomor antrean terlebih dahulu.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Mungkin jenis minuman jus alpukat sudah biasa di lidah wisatawan, tapi bagaimana kalau Es Pokat Kocok Bu Lia di Simpang Glugur, Jl KL Yos Sudarso, Medan.
Jajanan kaki lima yang digandrungi warga kota Medan, mengubah rasa pokat (alpukat) biasa menjadi "wah".
Es Pokat Kocok Bu Lia terkenal lezat, bahkan orang rela antre hanya untuk mendapatkan segelas minuman ini. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Mungkin bisa memberi variasi bagi wisatawan, rasa pokat kocok khas Medan wajib jadi menu jajanan jika mampir ke ibukota Sumatera Utara ini.
Es Pokat Kocok Bu Lia terkenal lezat, bahkan orang rela antre hanya untuk mendapatkan segelas dua gelas es pokat yang enak ini.
Untuk mengantre, pengunjung harus mengambil nomor antrean dan menunggu nomor disebutkan. Jika sudah dipanggil, baru pembeli bisa menyebutkan pesanannya.
Meski kaki lima, namun harus diakui kelezatan es pokat kocak Glugur ini cukup fenomenal.
Oleh sebab itu banyak yang rela mengantri dan membeli hingga berbungkus-bungkus.
Sesuai namanya, buah alpokat tidak dihancurkan pakai blender, melainkan dikocok dengan alat kocok kue.
Kemudian disiram dengan air gula, gula aren, santan dan juga susu kental manis putih. Tak ketinggalan es serut ditambahkan sebagai topping.
Suasana di Kedai Es Pokat Bu Lia, Medan. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Menurut Lia, pemilik, usaha pokat kocok ini sudah menjadi usaha turun temurun dari keluarganya sejak tahun 70 an.
"Tidak ada bumbu rahasia, yang penting kita menjaga kualitas dengan memberikan pelanggan pokat terbaik, gula asli, santan segar hingga aren terbaik pula.
Soal kesegaran buah, jangan ditanya semua diolah di depan pelanggan," katanya.
Pokat kocok ini mulai buka pukul 14.00 hingga pukul 22.00.
Menurut Lia, Es Pokat Kocok ini menghabiskan pokat sampai 80 kg per harinya.
"Kami tidak punya cabang, sehingga pelanggan selalu ramai di sini. Tapi tenang, walaupun antrian panjang, kami punya banyak pegawai untuk melayani pelanggan secepat mungkin," katanya.