Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Suharto, Pria yang Menyusun Ulang Batu Candi Ratu Boko dan Prambanan

Steller adalah seorang ahli yang piawai dalam mencari, mencocokkan, dan menyusun puing-puing batu menjadi bangunan candi yang utuh.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kisah Suharto, Pria yang Menyusun Ulang Batu Candi Ratu Boko dan Prambanan
Kompas.com/Ferganata Indra
Pekerja membersihkan rumput di kompleks Candi Ratu Boko, Sleman, DI Yogyakarta. 

Pria lulusan SMEA ini sudah terlibat aktif dalam pemugaran candi sejak tahun 1979.

Ketika itu, setelah lulus, Suharto langsung mendaftarkan diri sebagai seorang steller, atau juru susun batu-batu candi di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta.

Pada awalnya, Suharto merasakan kesusahan ketika bekerja menyusun batu-batu candi, karena sebelumnya tak pernah mendapatkan pengetahuan tentang pemugaran bangunan candi.

Namun seiring berjalannya waktu, dengan bimbingan dari BPCB Yogyakarta, dan pengalamannya bekerja menyusun batu, ia mulai mengerti sedikit demi sedikit teknis pemugaran candi.

Ia mengatakan, setiap bangunan candi memiliki ciri dan bentuk yang berbeda-beda.

Sehingga dalam proses pemugaran bagian candi yang hilang, Suharto harus mempelajari sifat fisik dari bebatuan candi.

Setelah mempelajari ciri fisik batuan candi, ia lantas mencari puing bebatuan yang cocok untuk dipasangkan pada bagian yang rusak ataupun hilang.

BERITA TERKAIT

“Bangunan satu dengan yang lain, ciri dan bentuknya sudah berbeda. Sehingga kita tidak bisa menentukan langsung, kita harus menyesuaikan dengan ciri khas batu. Contohnya pada candi-candi di komplek Prambanan, antara candi Wishnu dan Brahma itu sudah lain cirinya," kata Suharto.

"Begitu juga dengan Candi siwa, dan Boko, semuanya memiliki ciri yang berbeda-beda,” tambahnya.

Walaupun telah berpuluh-puluh tahun menyusun batuan, Suharto, mengaku masih kesulitan dalam menyusun bebatuan candi.

Kendala yang dihadapinya adalah seperti, puing batu candi yang susah dicari untuk melengkapi bagian tertentu yang hilang.

Ia dituntut cermat memilih bagian yang cocok dengan fisik candi.

“Guru saya, ya batu itu. Berpuluh-puluh tahun bekerja di bidang ini, saya jadi paham bagaimana menyusunnya,” tutur Suharto.

Dalam bekerja, Suharto selalu bekerja secara cermat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas