Daripada Anak Kecanduan Gadget, Ajak Mereka Bermain Dengan Konsep Back To Nature di Tamanak
Di tengah menjamurnya peralatan games elektronik, muncul taman bermain dengan konsep kembali ke alam. Perosotan, kuda-kudaan, ayunan, dll.
Editor: Agung Budi Santoso
Ada beberapa playground dan ruang lainnya untuk anak-anak, tapi berbayar.
Berbeda dengan yang lain, yang mana menurutnya ini tidak ditujukan sebagai bisnis, di sini Marcello tidak menerapkan biaya masuk.
Sehingga anak-anak dan siapapun bisa bermain di sini.
Tak ada perbedaan untuk lokal maupun para ekspat. Semuanya saling membaur satu dengan yang lainnya.
Menurutnya sangat penting bagi anak-anak untuk memiliki ruang tersendiri, di mana mereka bisa bermain, berinteraksi, dan juga belajar, baik bersama teman-teman sepantaran atau bersama orang tua dan keluarga.
Sama seperti yang ia rasakan sewaktu kecil bagaimana bertumbuh di public space yang memang banyak tersedia di tempat asalnya.
“Its just me, my family and my friends that taking care of this place. We’re just depend on private donation. No association or any kind of organization,” ujar Marcello.
Dengan bantuan dari teman-teman, Marcello turus mengembangkan Tamanak.
Anak-anak asyik bermain di Taman Bermain Tamanak Wadahi di Gianyar, Bali. Konsep bermain kembali ke alam (Tribun Bali/ Cisilia Agustina Siahaan)
Para kerabat pun kerap memberikan donasi untuk keberlangsungan taman ini.
Untuk merawat dan menjaga kebersihan di sini, ada seorang gardener yang juga sekaligus menjaga Tamanak.
“At the first time, it was quite hard for maintain. But actually not that hard like its seems. And, we have gardener that take care of Tamanak,” ujarnya.
Tempat ini sekaligus mengedukasi anak-anak untuk mau saling berbagi mainan satu dengan yang lainnya.
Tak hanya itu, ada juga edukasi kepada para pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mendukung mendukung program mengurangi penggunaan plastik.
Yang mana, di sini tampak himbauan untuk tidak membawa sampah plastik ke area Tamanak.
Keberadaaan Tamanak ini pun mendapat sambutan yang baik dari pihak Banjar Kutuh dan Desa Sayan.
Menurut perbekel Desa Sayan, I Dewa Gde Agung, adanya Tamanak ini memberi dampak positif, khususnya bagi anak-anak yang ada di sekitar Sayan.
“Bagus, karena adanya tempat ini membuka peluang bagi masyarakat di sini. Bukan hanya untuk bule-bule saja, tapi terbuka untuk semuanya,” katanya.