Berkeliling Tondano Naik Bendi, Kendaraan Tradisional yang Mulai Dimakan Zaman
Di Manado, bendi memang sulit beroperasi karena telah digerus oleh transportasi modern seperti mini bus angkutan umum atau pun ojek.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNNEWS.COM, MINAHASA - "Tuk tik tak tik tuk suara sepatu kuda..." Sepenggal lirik itu adalah lagu anak-anak tentang kendaraan tradisional delman.
Di Minahasa, Sulawesi Utara, juga punya kendaraan serupa, disebut bendi.
Kereta kayu yang ditarik oleh kuda ini pada dasarnya mirip dengan delman yang ada di Jawa.
Bendi bisa jadi sarana transportasi alternatif saat Anda berwisata ke kota-kota kecil di Sulut, seperti Tondano dan Tomohon. (Tribun Manado/Fine Wolajan)
Hanya saja, posisi duduk delman menghadap depan ke kuda.
Sementara bendi, penumpangnya saling berhadapan kiri dan kanan, hanya kusirnya saja yang menghadap depan.
Tak semua wilayah Minahasa beroperasi bendi.
Hanya di tempat-tempat tertentu yang struktur tanahnya datar.
Di kota Tondano, yang adalah Ibukota Kabupaten Minahasa, bendi masih menjadi transportasi utama warga.
Sehingga tak heran di sini paling banyak bendi beroperasi.
Selain Tondano, daerah yang masih beroperasi bendi yakni di Langowan, Kawangkoan, Tomohon, Amurang dan Manado.
Meski tak sebanyak di Tondano, namun bendi masih terlihat berkeliaran di tempat-tempat ini.
Di Manado misalnya, bendi hanya terlihat di sekitaran pasar Karombasan dan sekitarnya.