Singgah ke Lasem, Kota Pusaka di Pesisir Utara Jawa Tengah, Daerah yang Kaya Warisan Budaya
Tak semua warga Lasem sepakat dengan julukan Tiongkok Kecil, namun semuanya sepakat bahwa Lasem merupakan kota pusaka.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, LASEM - Tak semua warga Lasem sepakat dengan julukan Tiongkok Kecil, namun semuanya sepakat bahwa Lasem merupakan kota pusaka.
Kapitan Lasem Lie Thiam Kie, yang juga pemilik pabrik tegel LZ. Bisnisnya pernah sohor pada awal abad ke-20 di Lasem. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)
Turis Prancis kadang menyebut Pecinan Lasem sebagai “Petit Chinois”.
Saat ini julukan Lasem “Tiongkok Kecil” tampak menjadi padanan dari kata Petit Chinois. Ada pula yang menjulukinya sebagai “Beijing Kecil”.
Entah dari mana julukan ini muncul namun nyatanya ada pro dan kontra di kalangan warga Pecinan Lasem.
Warga yang kurang setuju dengan julukan “Tiongkok Kecil” lebih suka menyebut kawasan itu dengan nama ‘Pecinan Lasem tempo dulu’.
Julukan Lasem Kota Pusaka tampaknya lekat dengan banyaknya kisah warisan sejarah masa lalu yang membingkai Lasem.
Kawasan ini memiliki keanekaragaman budaya—Hindu, Buddha, Islam, Jawa.
Sebutlah situs-situs purbakala di Lasem seperti situs Leran, situ Bonang, situ situs Binangun dan situs Majapahit di Kawasan Gunung Kajar.
Tak ketinggalan pula Lasem pun ditengarai identik dengan warisan budaya Cina – Indis yang kental.
Lasem, kota kecil di wilayah Kabupaten Rembang ini berjarak 110 kilometer dari Semarang, atau 190 kilometer dari Surabaya.
Waktu tempuhnya relatif panjang, 3 jam dari Semarang dan 5 jam dari Surabaya melalui jalan darat.
Anda bisa memilih moda transportasi berupa bus umum atau minibus yang dioperasikan oleh perusahaan travel.
Begitu menjejak Lasem, saya menyaksikan aneka bangunan tua berarsitektur Indis dan Cina yang berdiri kokoh yang telah dilewati oleh bentang waktu yang terus bergerak.