Melintasi 'Lorong Waktu' dan Melihat Jejak Perjalanan Kebo Iwa di Pura Maospahit
Menurut Jro Mangku Gede, hingga saat ini bangunan dan setiap elemen yang ada di Pura Maospahit tetap sesuai dengan pertama kali ada.
Editor: Malvyandie Haryadi
Menurut Jro Mangku Gede, jika pada pura pada umumnya menerapkan tri mandala atau tiga area, Pura Maospait terdiri dari panca (lima) mandala.
Mandala pertama ada di depan dengan pintu gerbang yang bernama Candi Kusuma menghadap langsung ke Jalan Sutomo.
Di dalam mandala tersebut terdapat Bale Kembar, Bale Kulkul, Palinggih Ratu Ngerurah Pengalasan, dan Piasan.
Pada penyengker sebelah barat, di bagian pojok selatan ada pintu gerbang yang kokoh dan tinggi menghadap ke sebelah barat, yakni Candi Rengat.
Ini merupakan pintu gerbang menuju mandala dua.
Menurut Jro Mangku Gede, gang selebar dua meteran untuk menuju gerbang berikutnya ini adalah mandala kedua.
Dengan menyusuri gang ini, kemudian akan menemukan Candi Rebah, mandala ketiga yang juga disebut Jaba Sisi.
Di sebelah timur mandala ini ada Candi Bentar yang kekar dan juga unik.
Pada Candi Bentar yang tersusun dari bata-bata merah ini, tampak ada relief Bima yang besar yang dililit oleh dua naga.
Menurutnya ini yang menjadi keunikan karena pura lain biasanya menempatkan patung yang terpisah dari gapura.
“Ini keunikannya ada relief yang diukir langsung pada dinding gapura. Biasanya patung-patung yang dibuat terpisah,” ujar Jro Mangku Gede.
Dengan melintasi Candi Bentar ini, memasuki mandala keempat yang disebut Jaba Tengah.
Terdapat sejumlah bangunan suci di Jaba Tengah ini, yaitu Bale Pasucian, Bale Tajuk, serta Bale Sumanggen.
Dari mandala ketiga ini, setelah melewati Kori Agung yang tinggi menjulang, masuk ke mandala kelima atau mandala utama.